Medan, HarianBatakpos.com – Apakah kamu sering menimbun barang yang tidak terpakai sampai membuat ruangan menjadi penuh dan berantakan? Bisa jadi kamu mengalami hoarding disorder. Hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang cenderung menyimpan barang-barang yang tidak diperlukan dengan alasan tertentu, seperti merasa barang tersebut akan berguna di masa depan, bersejarah, atau memiliki nilai sentimental. Biasanya, penderita hoarding disorder merasa cemas jika harus melepaskan barang-barang tersebut.
Hoarding disorder dapat menyebabkan penimbunan barang yang tidak terpakai, mulai dari buku, pakaian, hingga barang-barang bekas yang sudah rusak. Berbeda dengan kolektor yang merawat dan menyusun koleksi mereka dengan baik, penderita hoarding disorder, yang dikenal sebagai hoarder, seringkali menyimpan barang secara sembarangan tanpa perawatan. Barang-barang tersebut tidak memiliki nilai praktis dan hanya memenuhi ruang di rumah, yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar.
Gejala Hoarding Disorder dan Dampaknya
Gejala utama hoarding disorder antara lain sulit membuang barang yang tidak diperlukan, merasa cemas jika barang harus dibuang, atau merasa marah saat barang-barang mereka dibersihkan. Kondisi ini bisa mempengaruhi orang lain di sekitar penderita, seperti anggota keluarga yang merasa frustasi dan bahkan bisa mengalami depresi akibat kebiasaan menimbun barang tersebut. Konflik keluarga, perceraian, dan perkembangan anak yang terganggu sering kali menjadi dampak dari hoarding disorder.
Penyebab Hoarding Disorder dan Hubungannya dengan Gangguan Lain
Meskipun penyebab pasti dari hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, kondisi ini seringkali muncul pada individu yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan serupa atau mereka yang pernah mengalami trauma emosional, seperti kehilangan orang terkasih. Hoarding disorder juga sering dikaitkan dengan gangguan mental lain, seperti demenesia, obsessive compulsive disorder (OCD), depresi, gangguan kecemasan umum, serta attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Selain itu, hoarding disorder lebih rentan terjadi pada individu yang hidup sendiri atau memiliki pengalaman masa kecil yang kurang menyenangkan.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder
Menangani hoarding disorder memang tidak mudah, terutama jika kondisi ini sudah berlangsung lama. Namun, dengan bantuan profesional, penderita hoarding disorder dapat belajar mengatasi kebiasaan menimbun barang. Psikoterapi dapat membantu penderita dalam memilah dan memutuskan barang-barang yang seharusnya dibuang dan mana yang perlu disimpan. Pendekatan ini tidak hanya akan membantu penderita untuk memahami akar masalahnya, tetapi juga untuk menahan dorongan untuk menimbun barang lebih banyak.
Selain terapi, dukungan dari keluarga juga sangat penting untuk memotivasi penderita hoarding disorder agar bisa berubah. Melibatkan keluarga dalam proses penyembuhan dapat mempercepat perubahan perilaku, sehingga lingkungan rumah tetap terjaga kebersihannya dan kehidupan sosial penderita menjadi lebih sehat.
Penting untuk menyadari bahwa kebiasaan menimbun barang bukanlah hal yang bisa dianggap enteng. Penanganan yang tepat dapat membantu penderita merasa lebih nyaman dan mencegah kondisi ini semakin memburuk.
Komentar