Jakarta, HarianBatakpos.com – Ribuan pegawai honorer di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) harus menghadapi kenyataan pahit akibat pemotongan anggaran 2025. Media sosial tengah diramaikan oleh kisah pilu tenaga honorer yang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat kebijakan efisiensi anggaran. Salah satu unggahan yang menjadi sorotan berasal dari akun @itsalma, yang kemudian dibagikan ulang oleh akun Instagram @borneosocial. Dalam unggahan tersebut, ia mengungkapkan momen ketika dirinya dan rekan-rekan honorer lainnya menerima kabar bahwa mereka akan dirumahkan secara massal.
Dalam unggahan itu, ia menceritakan bagaimana suasana di kantor saat para pegawai honorer dikumpulkan untuk mendengar pengumuman resmi dari pimpinan balai. Diketahui, pemotongan anggaran hingga 73% di Kementerian PU berdampak besar terhadap keberlangsungan tenaga honorer, termasuk pegawai administrasi, petugas keamanan, dan office boy.
Hingga kini, belum ada kepastian terkait anggaran pegawai honorer pada tahun 2025, sehingga pemerintah memutuskan untuk menghentikan kontrak kerja mereka.
“Kami ucapkan mohon maaf, kami harus memulangkan bapak/ibu,” demikian isi pesan grup yang dibagikan pemilik akun, dikutip pada Kamis, 13 Februari 2025.
Dampak Pemutusan Kontrak Pegawai Honorer
Keputusan ini sontak membuat banyak pegawai honorer kehilangan harapan, terutama bagi mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Tak hanya terjadi di satu balai, pemutusan kontrak ini berlangsung secara nasional, dengan sekitar 18.000 tenaga honorer di Kementerian PU yang terdampak.
Di kantor tempat @almainaayu bekerja, bukan hanya pegawai administrasi yang terkena dampak, tetapi juga tenaga keamanan dan pekerja kebersihan. Dalam unggahannya, ia mengungkapkan kesedihannya karena harus meninggalkan pekerjaan akibat kebijakan ini.
“Terima kasih atas 4 tahunnya, sedih harus berakhir seperti ini. Sedih karena kami keluar seperti dipaksakan oleh kebijakan,” tulisnya.
Ia juga mengapresiasi upaya para atasan yang telah memperjuangkan posisi mereka, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.
“Terima kasih untuk seluruh atasan di kantor balai yang sudah memperjuangkan kami. Badai pasti berlalu, semoga kami bisa menghadapi badai ini bersama-sama. Tetap semangat untuk lebih dari 18.000 pegawai pemerintahan yang kehilangan kontrak kerja akibat efisiensi anggaran besar-besaran ini,” lanjutnya.
Kritik Terhadap Kebijakan Pemotongan Anggaran
Selain itu, ia juga menyoroti kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan program lain, seperti program makan gratis bagi siswa.
Ia berharap masyarakat bisa menghargai program tersebut karena banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan demi menyeimbangkan anggaran negara.
“Dan untuk adik-adik yang menerima program makan gratis, jangan disia-siakan ya. Karena mungkin banyak sekali orang yang dikorbankan dan kehilangan pekerjaan demi program ini,” pungkasnya.
Unggahan ini memicu berbagai reaksi dari netizen. Sebagian besar merasa simpati terhadap nasib tenaga honorer yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan. Namun, ada juga yang memberikan tanggapan sinis terkait situasi ini.
Komentar