Medan, HarianBatakpos.com – Fenomena #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial mencerminkan kekecewaan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda terdidik, terhadap kondisi lapangan pekerjaan yang semakin sulit. Gerakan ini mengajak kaum muda untuk merantau ke luar negeri dalam mencari peluang yang lebih baik. Kekecewaan ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk tingginya tingkat pengangguran, minimnya lapangan pekerjaan, dan gaji yang tidak memadai.
Respon Pemerintah dan Dampaknya
Pernyataan Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, yang menyarankan mereka yang ingin merantau untuk “kabur sajalah” menimbulkan reaksi. Para penulis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperingatkan bahwa hal ini dapat mengakibatkan hilangnya sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Jika banyak kaum terdidik memilih untuk pindah ke luar negeri, Indonesia berisiko kehilangan potensi yang vital bagi pembangunan nasional, dikutip dari cnbcindonesia.com.
Data dan Demografi
Data menunjukkan bahwa pengguna tagar #KaburAjaDulu didominasi oleh kaum muda berusia 19-29 tahun. Dengan tingkat pengangguran yang mencapai 4,82% dan hampir 19,30% kaum muda yang tidak terlibat dalam pendidikan atau pekerjaan, jelas bahwa situasi ini tidak mendukung generasi muda untuk bertahan di tanah air. Banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di luar negeri demi mendapatkan kesempatan yang lebih baik.
Membangun Kembali Kepercayaan
Pemerintah perlu mengambil langkah proaktif untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan memperbaiki iklim usaha. Dukungan terhadap pendidikan, pelatihan, dan investasi dalam modal manusia harus ditingkatkan. Jika tidak, kepercayaan publik terhadap pemerintah akan semakin berkurang, dan kesenjangan sosial akan semakin melebar.
Komentar