Medan, HarianBatakpos.com – Umat nonmuslim ikut “war” takjil viral, yang terjadi di Jalan Raya Mangga Besar, Jakarta Barat, menunjukkan betapa kuatnya semangat kebersamaan di tengah perbedaan. Pada Jumat, 7 Maret 2025, lapak takjil yang dikenal ramai ini menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak menjalankan puasa. Fenomena ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang interaksi sosial yang memperkuat kerukunan antarumat beragama.
Antrean panjang terlihat di gerobak takjil yang menyajikan berbagai menu berbuka puasa, termasuk kolak pisang dan biji salak. Citra, seorang pembeli berusia 38 tahun, mengaku tidak berpuasa, tetapi merasa penasaran dan ingin mencicipi takjil yang viral tersebut. “Bukan (Muslim), ini beli buat konten saja,” tuturnya. Citra juga menyatakan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya mencoba takjil, dilansir dari Kompas.com.
Kebersamaan dalam Keragaman
Ira, pembeli lain yang berusia 40 tahun, juga menempuh perjalanan jauh untuk mencicipi takjil viral ini. “Saya lihat di TikTok ramai banget, gereget kalau belum saya cobain,” ungkapnya. Meskipun perlu menunggu lama, Ira merasa senang dan tidak keberatan dengan antrean yang mengular. “Enggak apa-apa nunggu, daripada saya mati penasaran,” tambahnya sambil tertawa.
Fenomena ini menunjukkan bahwa makanan tidak hanya menjadi konsumsi, tetapi juga jembatan untuk membangun relasi. Dalam suasana Ramadhan, di mana kebersamaan dan saling menghargai sangat ditekankan, partisipasi umat nonmuslim dalam berburu takjil menciptakan momen yang menyenangkan bagi semua.
Dengan adanya keterlibatan umat nonmuslim dalam kegiatan berburu takjil, kita melihat bahwa perbedaan dapat menjadi kekuatan. Momen ini mengingatkan kita bahwa kebersamaan dalam keragaman adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis. Mari kita terus jaga semangat ini, tidak hanya selama bulan Ramadhan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Komentar