Medan, HarianBatakpos.com – Presiden AS Donald Trump resmi membubarkan Departemen Pendidikan karena dinilai pemborosan. Tindakan ini menandai langkah signifikan yang kemungkinan akan menghadapi tantangan pengadilan dan hambatan konstitusional. Dalam pernyataannya, Trump mengatakan, “Saya akan menandatangani perintah eksekutif untuk mulai menghapus Departemen Pendidikan Federal untuk selamanya.” Pernyataan ini menimbulkan berbagai reaksi dari kalangan politik dan masyarakat.
Kontroversi di Balik Pembubaran Departemen Pendidikan AS
Keputusan Trump untuk membubarkan Departemen Pendidikan AS telah menuai kritik keras. Partai Demokrat dan pendukung pendidikan menilai kebijakan ini sebagai langkah yang merugikan siswa di seluruh negeri. Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer bahkan menyebutnya “salah satu langkah paling merusak dan menghancurkan yang pernah dilakukan Donald Trump. Ini akan menyakiti anak-anak.” Sementara itu, Trump memerintahkan Menteri Pendidikan AS Linda McMahon untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna memfasilitasi penutupan departemen, meskipun langkah ini harus disetujui oleh Kongres.
Departemen Pendidikan AS, yang didirikan pada tahun 1979, berfungsi untuk mengkonsolidasikan berbagai inisiatif pendidikan dalam pemerintahan federal. Meskipun tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan kurikulum, departemen ini berfokus pada pengumpulan data pendidikan dan penyaluran bantuan federal. Namun, Trump beralasan bahwa “dunia pendidikan di negara ini tidak berjalan baik,” dan menyebutkan penutupan departemen sebagai langkah untuk mengurangi pemborosan, dilansir dari Kompas.com.
Meskipun terdapat klaim bahwa AS tertinggal dalam skor tes standar global, laporan menunjukkan bahwa siswa Amerika masih berperingkat di atas negara-negara seperti Meksiko dan Brasil. Namun, prestasi mereka di belakang negara-negara seperti Singapura dan Jepang.
Secara keseluruhan, pembubaran Departemen Pendidikan AS oleh Donald Trump menciptakan gelombang pro dan kontra. Dengan berbagai tantangan yang mungkin dihadapi, dampak keputusan ini terhadap pendidikan di AS masih perlu dinilai lebih lanjut.
Komentar