Denpasar, HarianBatakpos.com – Umat Hindu akan merayakan Hari Suci Nyepi pada 29 Maret 2025 untuk memperingati Tahun Baru Saka 1947. Perayaan Nyepi ini dijalani dengan tidak melakukan aktivitas di luar rumah serta mematuhi empat pantangan keagamaan. Sebelum memasuki hari raya, umat Hindu biasanya melaksanakan serangkaian ritual seperti Melasti, Pengerupukan, Tawur Kesanga, hingga Ngembak Geni.
Pada saat Hari Suci Nyepi, umat Hindu mengisi kegiatan dengan berdiam diri, meditasi, dan merenung sesuai dengan aturan Catur Brata Penyepian. Ritual ini berlangsung selama 24 jam, dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga 06.00 pagi keesokan harinya.
Makna Hari Suci Nyepi
Dilansir dari laman Kemenag, Ketua PHDI DIY, I Nyoman Warta, menjelaskan bahwa Hari Suci Nyepi dimaknai sebagai bentuk refleksi diri untuk menjaga keseimbangan hidup dengan alam. Tanggung jawab manusia terhadap alam ini tercermin dalam pelaksanaan Catur Brata Penyepian.
Melalui ritual ini, umat Hindu diharapkan dapat menyambut Tahun Baru Saka 1947 dengan hati yang lebih suci, melakukan introspeksi diri, serta meningkatkan kualitas hidupnya. Konsep ini juga berkaitan dengan Tri Hita Karana, yaitu keselarasan antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi.
Selain itu, Hari Suci Nyepi juga bertujuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi. Nafsu dan pikiran yang tidak terkendali dapat menghambat etika serta moralitas dalam kehidupan sehari-hari.
Empat Pantangan dalam Hari Suci Nyepi
Catur Brata Penyepian merupakan empat pantangan yang harus dipatuhi umat Hindu selama Hari Suci Nyepi. Berikut adalah penjelasannya:
-
Amati Geni
Umat Hindu tidak diperbolehkan menyalakan api, lampu, atau alat elektronik selama 24 jam. Api dalam konteks ini melambangkan kemarahan, kebencian, dan pikiran negatif. Dengan menjalankan Amati Geni, seseorang diharapkan dapat lebih sabar, menumbuhkan rasa toleransi, dan menghindari amarah. -
Amati Karya
Larangan untuk melakukan aktivitas fisik atau pekerjaan selama Hari Suci Nyepi. Sebagai gantinya, umat Hindu dianjurkan untuk membaca kitab suci Weda serta melakukan introspeksi diri. Perbuatan yang sesuai dharma harus terus ditingkatkan, sedangkan yang menyimpang harus diperbaiki. -
Amati Lelungan
Selama Hari Suci Nyepi, umat Hindu dilarang bepergian. Mereka dianjurkan untuk meditasi dan merenung, baik secara individu maupun bersama keluarga. Pelaksanaan pantangan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan spiritual dengan Tuhan melalui Japa Mantra atau doa. -
Amati Lelanguan
Umat Hindu tidak diperbolehkan menikmati hiburan atau kegiatan rekreasi selama Hari Suci Nyepi. Tujuannya adalah agar seseorang bisa lebih fokus dalam mendekatkan diri kepada Sang Hyang Widhi dan mendapatkan ketenangan batin yang lebih mendalam.
Dengan menjalankan Catur Brata Penyepian, umat Hindu diharapkan dapat menemukan makna hidup yang sebenarnya serta mencapai keseimbangan jiwa dan raga. Hari Suci Nyepi juga menjadi momentum untuk membersihkan diri dari sifat-sifat negatif, meningkatkan toleransi, dan membangun keharmonisan dengan sesama.
Komentar