Jakarta, HarianBatakpos.com – Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengingatkan potensi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada fase bearish (pelemahan) setelah penerapan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Ibrahim memproyeksikan IHSG dapat melemah signifikan sebesar 2-3 persen pada hari pertama perdagangan Bursa Efek Indonesia setelah libur panjang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, yang jatuh pada Selasa (8/4).
“IHSG kemungkinan besar akan mengalami penurunan 2 sampai 3 persen dalam perdagangan di hari Selasa,” ujar Ibrahim saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Kamis. Menurutnya, fase bearish IHSG ini dipicu oleh dampak dari penerapan tarif impor oleh AS terhadap berbagai negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Dampak Perang Dagang dan Reaksi Indonesia
Ibrahim menjelaskan bahwa dampak dari perang dagang yang melibatkan AS ini cukup besar. Indonesia, yang sudah masuk dalam daftar biaya impor oleh AS, diperkirakan akan merasakan efek negatif dari kebijakan ini. “Karena dampak dari perang dagang ini cukup luar biasa, apalagi Indonesia sudah masuk dalam biaya impor dari AS,” kata Ibrahim.
Untuk mengatasi dampak tersebut, Ibrahim memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah dengan menerapkan biaya impor yang serupa dengan yang diterapkan AS terhadap Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia di tengah ketegangan perdagangan global.
“Indonesia adalah negara anggota BRICS, sehingga anggota BRICS harus dijalankan supaya yang tadinya ekspor Indonesia ke AS mengalami surplus, itu dialihkan,” ujar Ibrahim. Ia menambahkan bahwa pemerintah juga bisa menggelontorkan stimulus kebijakan, seperti yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) melalui instrumen intervensi pasar valuta asing (valas), yaitu Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF).
“Ini yang harus dilakukan pemerintah, sehingga walaupun AS melanjutkan perang dagang terhadap Indonesia, Indonesia sudah siap untuk melakukan perlawanan balik,” kata Ibrahim.
Tarif Impor AS Terhadap Negara Mitra
Pada Rabu (02/04), Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor yang lebih tinggi terhadap berbagai negara di seluruh dunia.
Trump menyatakan bahwa tarif dasar sebesar 10 persen akan dikenakan pada semua negara, sementara tarif tambahan “timbal balik” akan diberlakukan terhadap mitra dagang tertentu. Negara-negara yang dikenakan tarif tambahan ini antara lain:
-
China: 34 persen
-
Eropa: 20 persen
-
Vietnam: 46 persen
-
Taiwan: 32 persen
-
Jepang: 24 persen
-
India: 26 persen
-
Korea Selatan: 25 persen
-
Thailand: 36 persen
-
Swiss: 31 persen
-
Indonesia: 32 persen
-
Malaysia: 24 persen
-
Kamboja: 49 persen
-
Inggris: 10 persen
-
Afrika Selatan: 30 persen
Pengumuman tarif impor AS yang diumumkan oleh Presiden Trump jelas memiliki dampak besar bagi perekonomian global, termasuk Indonesia.
Dengan adanya proyeksi penurunan IHSG dan dampak negatif lainnya, pemerintah Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi efek dari kebijakan ini.
Penerapan tarif impor yang lebih tinggi dan perlawanan terhadap kebijakan tersebut dapat menjadi solusi untuk melindungi ekonomi Indonesia.
Komentar