Jakarta, HarianBatakpos.com – Pasar kripto global mengalami tekanan yang signifikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif dagang terbaru terhadap negara-negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Mengutip dari CoinMarketCap pada 3 April 2025 pukul 07:18 WIB, Bitcoin tercatat turun 2,48% menjadi US$83.087, sementara Ethereum juga tertekan dengan penurunan 4,49%. Hal ini terjadi sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang menghebohkan pasar global.
Selain Bitcoin dan Ethereum, beberapa koin besar lainnya, seperti Solana dan Dogecoin, juga mengalami depresiasi masing-masing sebesar 5,85% dan 4,83% dalam 24 jam terakhir.
Menurut data dari coinglass.com, hampir seluruh kategori aset kripto mengalami pelemahan secara serempak.
Kategori DeFi mengalami penurunan tajam hingga 10,15%, sementara AI Agents tercatat turun sebesar 8,94%. Kategori Binance Smart Chain pun tidak luput dari penurunan, dengan koreksi sebesar 7,77%.
Perang Dagang Trump: Dampak terhadap Pasar Kripto
Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang memberlakukan tarif dasar 10% untuk semua impor ke AS, dengan tarif tambahan untuk sejumlah negara mitra dagang, termasuk China, Uni Eropa, dan Jepang.
Kebijakan ini semakin memperburuk ketegangan dalam perang dagang yang telah mengguncang pasar global dan memicu volatilitas besar, termasuk pada pasar kripto.
Impor dari China, misalnya, dikenakan tarif 34%, ditambah tarif sebelumnya sebesar 20%, menjadikan total tarif untuk barang dari China mencapai 54%.
Negara-negara mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa dan Jepang, juga akan menghadapi tarif yang lebih tinggi.
Dampak dari kebijakan ini diprediksi akan menciptakan hambatan baru bagi ekonomi konsumen terbesar di dunia, yang pada gilirannya mempengaruhi sentimen pasar keuangan global, termasuk pasar aset digital.
Kripto Capai Titik Terendah?
Analis riset utama dari Nansen, Aurelie Barthere, menyoroti bahwa ketegangan dalam pembicaraan perdagangan ini akan menjadi faktor utama dalam menentukan arah pasar kripto.
Berdasarkan penelitian Nansen, ada kemungkinan 70% harga kripto akan mencapai titik terendah antara sekarang hingga Juni 2025.
Saat ini, Bitcoin dan Ethereum masing-masing diperdagangkan 15% dan 22% di bawah harga tertinggi mereka tahun ini, sementara pasar kripto dan pasar keuangan tradisional masih berada dalam fase stagnasi.
Bitcoin, yang saat ini berada di kisaran harga US$82.000 hingga US$85.000, menunjukkan pergerakan terbatas setelah fase penyesuaian pada kuartal pertama.
Para trader kini menantikan breakout di atas US$84.500 sebagai sinyal momentum positif. Di sisi lain, level US$82.000 berfungsi sebagai support, dengan potensi kenaikan hingga US$86.500 atau bahkan US$90.000 jika sentimen pasar membaik.
Sentimen Pasar dan Volatilitas
Walaupun pasar masih berhati-hati, Crypto Fear & Greed Index tetap berada di atas level “extreme fear” untuk sesi ketiga berturut-turut.
Ini menunjukkan adanya sedikit peningkatan dalam sentimen pasar, meskipun investor masih ragu untuk melakukan investasi besar di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Banyak yang memilih pendekatan “wait and see,” menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum membuat keputusan investasi yang besar.
Volatilitas yang terjadi di pasar kripto menunjukkan betapa kuatnya keterkaitan antara pasar kripto dan pasar keuangan tradisional dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Investor kini menantikan resolusi dalam negosiasi tarif AS yang dapat memberikan kepastian lebih bagi pasar.
Pasar kripto menghadapi periode ketidakpastian yang besar, seiring dengan kebijakan tarif perdagangan yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Ketegangan perdagangan terus membentuk sentimen investor, dan hasil dari pembicaraan perdagangan ini kemungkinan akan menjadi faktor penentu arah pasar kripto dalam beberapa bulan mendatang.
Sebagai pasar yang sangat dipengaruhi oleh sentimen global, kripto mungkin akan melihat pemulihan setelah bagian tersulit dari pembicaraan perdagangan selesai.
Komentar