Medan, HarianBatakpos.com – Sebagian besar wanita tumbuh mendengar tentang menopause sebagai saklar tiba-tiba yang membalik pada usia 50-an. Namun, kenyataannya jauh lebih rumit. Perimenopause adalah tahap sebelum menopause dan dapat dimulai sedini usia 30-an atau 40-an. Ini dapat muncul dengan campuran gejala yang mudah dilewatkan atau diabaikan, termasuk hot flash, ayunan suasana hati, amarah acak, dan kurang tidur.
Menurut Natalia Llarena, OBGYN bersertifikat dan spesialis endokrinologi, perimenopause biasanya terjadi satu hingga tiga tahun sebelum menopause, menandai akhir tahun-tahun reproduksi wanita. Selama periode ini, banyak wanita mengalami gejala yang disebut “banjir menopause.” Dr. Llarena menjelaskan, “Banjir menopause terjadi karena, pada usia reproduksi yang ekstrem, ovulasi mungkin tidak terjadi secara teratur. Kurangnya ovulasi dapat menyebabkan pendarahan yang tidak teratur dan berat.”
Gejala lain yang mungkin dialami wanita termasuk pendarahan yang lebih berat atau lebih ringan dari periode biasa, hot flash, kekeringan vaginal, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati, termasuk depresi. Setelah menopause, wanita berisiko lebih tinggi untuk penyakit jantung dan osteoporosis, serta masalah lainnya, dilansir dari pafiwaplau.org.
Selain itu, Dr. Llarena mencatat bahwa nyeri sendi, tinitus, dan gejala aneh seperti sensasi kejutan listrik di seluruh tubuh juga bisa muncul. “Little Phantom Zaps dan Guncangan di seluruh tubuh Anda,” ujarnya. Ini menunjukkan bahwa perubahan hormonal memiliki dampak luas pada kesehatan fisik dan mental wanita.
Penting bagi wanita, terutama yang berusia 30-an, untuk memahami bahwa perimenopause adalah proses alami yang memerlukan perhatian dan pemahaman. Dengan informasi yang tepat, wanita dapat lebih siap menghadapi perubahan ini dan mengelola gejala yang mungkin timbul.
Komentar