Medan, HarianBatakpos.com – Stroke adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi fisik dan emosional. Penderitanya akan sering juga terbangun saat tidur malam karena kebelet kencing, atau mengompol saat tidur. Masalah pada usus yang paling umum akibat stroke adalah inkontinensia tinja. Penyintas sering kali menghadapi tantangan yang mengganggu kualitas hidup mereka.
Komplikasi Fisik Setelah Stroke
Kejang dan epilepsi umum terjadi setelah stroke, terutama pada penyintas yang mengalami serangan di korteks serebral. Aktivitas listrik di otak terganggu, menyebabkan kejang yang bisa sangat mengganggu. Baca juga: “Paus Fransiskus Meninggal Akibat Komplikasi Stroke: Belajar Cara Mencegahnya.”
Depresi juga merupakan reaksi emosional yang sering terjadi setelah stroke. Ini adalah kondisi yang dapat diobati, tetapi dapat memperburuk kondisi jika sudah ada sebelumnya. Nyeri bahu merupakan komplikasi lain yang dialami oleh 84 persen penyintas stroke, sering disebabkan oleh otot yang melemah dan subluksasi. Luka baring, atau luka dekubitus, juga umum terjadi akibat keterbatasan bergerak, dikutip dari kompas.com.
Pentingnya Perawatan
Spastisitas, yang ditandai dengan ketegangan otot, dapat terjadi setelah stroke dan memerlukan perhatian medis. Deep vein thrombosis (DVT) adalah risiko signifikan yang dapat mengancam jiwa. Gumpalan darah dapat terbentuk akibat kurangnya pergerakan, dan gejalanya meliputi pembengkakan dan nyeri. Oleh karena itu, penting bagi penyintas untuk tetap memonitor kondisi tubuh mereka.
Pencegahan dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. Melaporkan setiap perubahan kondisi kepada dokter adalah langkah krusial untuk mencegah stroke berulang.
Dengan memahami komplikasi umum setelah stroke, kita dapat lebih siap membantu penyintas dalam perjalanan pemulihan mereka.
Komentar