Makassar, HarianBatakpos.com – Pihak Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar membantah adanya penolakan pasien yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial. Meskipun video tersebut menunjukkan adanya argumen antara pasien dan dokter jaga di depan IGD, RS Unhas menyebutkan bahwa ruang IGD mereka saat itu penuh, bukan menolak pasien.
Viral di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan seorang pasien yang diduga ditolak di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar tersebar luas. Namun, pihak RS Unhas segera memberikan klarifikasi dan membantah tuduhan penolakan tersebut. Menurut pihak rumah sakit, bukan pasien yang ditolak, melainkan pada saat itu ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Unhas sedang penuh dengan pasien lainnya.
Dalam video viral yang beredar, tampak seseorang merekam adegan ketika terjadi perdebatan antara dokter jaga dan pembuat video di depan IGD RS Unhas. Video tersebut menyiratkan adanya penolakan terhadap pasien yang kritis. Namun, Kepala Bidang Humas Universitas Hasanuddin Ishaq Rahman menjelaskan bahwa rumah sakit tidak menolak pasien sama sekali.
“Dokter kami saat itu ingin menunjukkan kepada perekam video bahwa ruang IGD sedang penuh, ada dua pasien yang sedang antre untuk mendapatkan perawatan. Tidak memungkinkan bagi kami untuk melakukan perawatan lebih lanjut di dalam IGD,” jelas Ishaq Rahman pada Kamis (1/5/2025).
Ishaq Rahman menambahkan, meskipun pasien dalam keadaan sakit, kondisi pasien tersebut tidak tergolong kritis atau darurat. “Pasien memang dalam keadaan sakit, namun tidak dalam kondisi darurat, sehingga kami segera melakukan tindakan. Dalam waktu kurang dari satu jam, pasien sudah ditangani di IGD,” tambahnya.
Pihak RS Unhas kini tengah mencari perekam video yang viral tersebut. Menurut pihak rumah sakit, perekam bukanlah sopir ambulans atau keluarga pasien, bahkan mereka tidak mengenal orang tersebut.
Klarifikasi ini menanggapi keresahan masyarakat yang muncul setelah video tersebut viral di media sosial. RS Unhas berharap agar kejadian ini bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat dan menegaskan bahwa mereka tidak pernah menolak pasien.
Komentar