Hiburan
Beranda » Berita » Fakta Menarik di Balik Asap Hitam dan Putih Saat Pemilihan Paus di Vatikan

Fakta Menarik di Balik Asap Hitam dan Putih Saat Pemilihan Paus di Vatikan

Fakta Menarik di Balik Asap Hitam dan Putih Saat Pemilihan Paus di Vatikan
Asap hitam mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina yang menandakan bahwa para kardinal gagal memilih paus baru pada pemungutan suara pertama konklaf mereka di Vatikan (Foto: TIZIANA FABI)

Medan, HarianBatakpos.com – Proses pemilihan paus baru atau conclave selalu menjadi sorotan dunia, terlebih dengan kemunculan asap hitam dan asap putih yang menjadi sinyal penting dari hasil sidang rahasia para kardinal. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga salah satu kandidat memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih menjadi paus. Selama itu, konklaf menjadi pusat perhatian global.

Jika belum ada suara yang memenuhi syarat, asap hitam akan mengepul dari cerobong Kapel Sistina sebagai tanda bahwa paus belum terpilih. Namun, ketika akhirnya seorang paus baru dipilih, asap putih akan terlihat membumbung tinggi, memberi tahu dunia bahwa pemimpin baru Gereja Katolik telah terpilih secara sah. Inilah simbolisasi visual penting dari proses pemilihan paus.

Penggunaan warna asap tersebut bukan tanpa alasan. Vatikan menjelaskan bahwa warna asap ditentukan oleh komposisi kimia yang dibakar selama proses pembakaran surat suara. Untuk menghasilkan asap hitam, digunakan campuran jerami basah dan tar, yang sulit menyala namun menghasilkan asap tebal akibat pembakaran tidak sempurna. Proses ini menghasilkan jelaga hitam karena banyak molekul besar dari tar yang tidak terbakar dengan baik.

30+ Twibbon Idul Adha 2025 Terbaru dan Menarik untuk Dibagikan

Di sisi lain, asap putih dihasilkan dari pembakaran campuran yang lebih bersih, terdiri dari kalium klorat, laktosa, dan damar pinus. Kombinasi bahan ini menghasilkan reaksi pembakaran cepat dan bersih, menciptakan uap air, karbon dioksida, dan partikel putih yang ringan. Hasilnya adalah asap putih tebal yang menjadi penanda kuat bahwa paus baru telah terpilih.

Seiring waktu, teknologi kimia yang digunakan dalam proses pemilihan paus ini telah berkembang. Kini, formula asap dibuat lebih presisi untuk menghindari kebingungan, seperti yang pernah terjadi pada pemilihan sebelumnya. Pada 2013, Vatikan menyempurnakan komposisi asap hitam dengan menggunakan kalium perklorat dan antrasena dari tar batu bara, ditambah belerang untuk mengatur suhu dan laju pembakaran.

Bahan-bahan tersebut menciptakan reaksi yang menghasilkan partikel karbon tak terbakar dalam jumlah besar, menghasilkan asap hitam yang sangat pekat—mirip asap dari pembakaran karet atau minyak. Sebaliknya, asap putih dipastikan terdiri dari partikel yang ringan dan bersih, tanpa jelaga hitam, sehingga tampak kontras di langit Vatikan saat paus baru resmi terpilih.

Proses pemilihan paus melalui conclave kini bukan hanya sarat makna spiritual, tetapi juga sarat sains dan teknologi. Warna asap bukan lagi sekadar hasil pembakaran, tapi komunikasi visual yang direkayasa dengan tepat untuk memastikan dunia tahu kapan momen penting dalam Gereja Katolik telah terjadi.

Kumpulan Kata-Kata Idul Adha 2025 yang Cocok untuk Caption Medsos

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *