Jakarta, HarianBatakpos.com – Nilai tukar rupiah menguat signifikan pada perdagangan Jumat pagi di Jakarta, dipengaruhi oleh pelemahan data ekonomi Amerika Serikat (AS). Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini dipicu oleh data ekonomi AS yang kurang menggembirakan dan membuka peluang pemangkasan suku bunga acuan AS pada Juni 2025. Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menjelaskan bahwa kondisi tersebut memberi sentimen positif bagi nilai tukar rupiah.
Menurut Ariston, data indeks manufaktur wilayah New York mencatat kontraksi 9,2 persen, lebih buruk dari perkiraan pasar sebesar 8,2 persen. Selain itu, inflasi produsen AS mengalami penurunan dengan Producer Price Index (PPI) turun 0,5 persen secara bulanan pada April 2025, bertolak belakang dengan prediksi kenaikan sebesar 0,2 persen. Data inflasi inti juga menunjukkan penurunan 0,4 persen bulan ke bulan, berbeda dari ekspektasi kenaikan 0,3 persen.
Data produksi industri AS pada April 2025 tercatat stagnan dibandingkan bulan sebelumnya, sementara penjualan ritel hanya naik 0,1 persen, lebih rendah dari perkiraan 0,3 persen. Penurunan penjualan di beberapa sektor ritel, seperti toko perlengkapan olahraga dan swalayan, menambah tekanan pada perekonomian AS. “Kondisi ini membuka ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan AS pada bulan Juni,” tambah Ariston.
Penguatan rupiah yang tercatat sebesar 0,51 persen atau setara 84 poin, membuat nilai tukar di posisi Rp16.445 per dolar AS dibandingkan sebelumnya Rp16.529 per dolar AS. Sentimen positif dari pelemahan dolar AS ini diharapkan dapat terus mendukung stabilitas rupiah di pasar valuta asing.
Ikuti saluran HarianBatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar