Menaker Yassierli Lantik Sekjen Baru Kemenaker Cris Kuntadi

Jakarta, HarianBatakpos.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli resmi melantik Cris Kuntadi sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), menggantikan Plt Sekjen sebelumnya, Aris Wahyudi, pada Jumat (17/5/2025) di Jakarta. Momentum ini menandai langkah penting dalam penguatan struktur organisasi Kemnaker.

Dalam sambutannya, Menaker Yassierli menyampaikan bahwa pelantikan Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan ini merupakan bentuk kepercayaan dan harapan besar terhadap kinerja yang akan dijalankan oleh pejabat baru. “Hari ini saya, Menteri Ketenagakerjaan, melantik saudara dalam jabatan yang baru di lingkungan Kemnaker Indonesia. Saya percaya bahwa saudara akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya sesuai tanggung jawab yang diberikan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Cris Kuntadi secara resmi diangkat sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Madya setelah melalui proses uji kompetensi khusus. Setelah dilantik, ia langsung menandatangani kontrak kinerja, pakta integritas, dan berita acara serah terima tugas dari pejabat sebelumnya. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Kemnaker dalam percepatan reformasi birokrasi melalui pengisian jabatan strategis, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menpan RB Nomor 15 Tahun 2024.

Pelantikan Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan ini diharapkan memperkuat kinerja lembaga. Menaker menekankan pentingnya disiplin, semangat kerja, serta kemampuan untuk mengikuti ritme kerja yang telah dibangun. Ia meminta Cris Kuntadi menjadi teladan, menghadirkan inovasi, dan mendorong pola kerja baru demi mendukung lahirnya kebijakan publik yang lebih baik.

Selain itu, Yassierli mendorong seluruh jajaran di Kemnaker, termasuk para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, agar bekerja dengan solid, menghilangkan ego sektoral, serta membangun sinergi lintas unit. Koordinasi dan kolaborasi dinilai sangat penting demi memastikan roda organisasi berjalan optimal.

Di akhir sambutannya, Menaker Yassierli mengingatkan bahwa jabatan bukanlah fasilitas, melainkan wadah pengabdian. “Ingat, jabatan bukan kendaraan untuk menikmati fasilitas negara, tapi sarana pengabdian kita kepada rakyat, bangsa dan negara,” ujarnya dengan tegas.