Medan-BP: Usia HKBP berumur 157 tahun. Terhitung sejak berdiri pada 7 Oktober 1861 sampai Minggu, 7 Oktober 2018.
Seumur 157 tahun HKBP berkiprah mengayomi umat Batak Toba dalam pencerahan mengenal Tuhan Allah sang pencipta.
Luar biasa kedewasaan HKBP teebukti telah mencerdaskan seluruh etnis Batak yang menganut dan membuat sejumlah umat kristiani di tanah air semakin energik dan jaya.
Hanya saja yang menjadi pertanyaan, sudahkah kita dewasa selaku pengikut Kristus.
Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya ada pada diri kita sendiri.
Sepenggal kalimat diatas, hendaknya jadi bahan penekanan ilustrasi bagi kaum Pendeta dalam rangka perayaan HUT ke 157 HKBP yang dipimpin Ompui Evorus HKBP Dr Pdt Darwin Lumbantobing di Tanjung Balai.
Sebagaimana dalam kotbah Ompui Evorus yang diambil dari 2 Timoteus 4:1-5, menyampaikan bahwa Gereja bukan dilihat dari megahnya bangunan, tapi sudahkah dewasa orangnya untuk beribadah?
Artinya kalau ada dari antara saudara-saudara kita yang berbuat salah, berkenankah kita memaafkan atau mengakui kesalahan sendiri.
Oleh karena itu mari kita saling mengingatkan supaya dia ingat akan salahnya. Orang yang hidup dalam iman akan senang jikalau dia diingatkan agar jangan menyimpang dari jalanNya. Tidak ada manusia yg sempurnah, oleh sebab itu Tuhan mengutus hambaNya untuk mengingatkan.
Tapi ada juga manusia yang tidak mau diingatkan, melawan dan mengabaikan orang yang menasehati. Banyak orang yang hanya senang dengan apa yang enak didengar oleh telinga. Banyak peribadahan orang Keisten mengarah kepada worship dan entertainment. Tidak seperti apa yang disampaikan Rasul Paulus.
Jikalau kita hubungkan ke orang Batak, tentu kita harus bersyukur kepada Tuhan. Orang Batak sudah dirancang Tuhan menjadi pengikutNya. Sehingga orang Batak menjadi berkat bagi orang lain bahkan dunia ini. Dunia ini adalah tempat orang-orang yang berdosa.
Kita diajak memberitakan Firman Tuhan kepada orang yang jauh dari Tuhan. Kita diajak untuk menjadi berkat kepada orang lain karena kita adalah orang pilihan Tuhan. Demikian ringkasan kotbah Ompui Ephorus.
Acara juga diisi Koor Sekolah Minggu, Punguan Ina dan Pardihuta Pangula Gok Tingki.
Ketua Panitia dr Anrey Sitorus dalam sambutannya mengatakan kita semua terpanggil untuk menjaga kesehatan dan kebersihan dalam lingkungan hidup.
Beberapa rangkaian kegiatan diisi dengan Donor darah di tiga wilayah yaitu Tanjung Balai, Kisaran dan Aekkanopan. Diadakan juga operasi katarak, seminar dan perlombaan (lomba senam kreatif lansia, lomba memasak makanan sehat, Lomba mencuci tangan anak skolah minggu), serta gotongroyong, direncanakan juga akan diadakan operasi bibir sumbing. Kita tetap hidup dalam semangat melayani, semangat menjaga kesehatan.
Sementara itu, Walikota Tanjung Balai HM Syahrial SH MH dalam sambutannya tertulis yang diwakili Asisten Pemerintahan mengatakan bahwa suatu kehormatan dapat hadir di acara ini. Visi kota Tanjung Balai adalah bersih, berarti indah, sejahtera, religius.
HKBP mendukung program pemerintah sesuai visi tadi dan juga melakukan program kemanusiaan yaitu donor darah, operasi katarak, bibir sumbing (akan berlangsung), gotongroyong dan seminar.
Mudah-mudahan kegiatan ini dapat berjalan secara bekesinambungan. Kita juga mengharapkan terjalinnya kerukunan antar umat beragama di Tanjungbalai yang masyarakatnya heterogen.
Selamat merayakan tahun kesehatan dan keberihan dalam lingkungan hidup dan selamat ulang tahun HKBP ke 157 kiranya tetap dapat membangun Indonesia, ujarnya.
Dalam bimbingannya, Ompui menyampaikan bahwa Orientasi Tahun 2018 ini menjadi tahun kesehatan dan Kebersihan dalam Lingkungan hidup adalah dalam rangka merevitalisasi semua pelayanan di HKBP. Ini diambil yaitu ketika Nommensen datang ke Silindung dan bertemu dengan Raja Pontas Lumbantobing.
Nommensen dalam pemaparannya kepada Raja Pontas ketika Raja Pontas menanyakan apa tujuanmu datang ke tanah Batak menjawab akan menjadikan orang Batak menjadi bangsa yang berpengetahuan, mengerti akan kebersihan dan kesehatan, mengasihi sesamanya, dan menerima keselamatan. Kedatangan Nommensen sangat strategis dalam perkembangan orang Batak.
Ompui juga menyampaikan terimakasih kepada panitia dan seluruh jemaat, terutama kepada pemerintah. “Program ini tidak akan terlaksana dengan baik apabila tidak didukung oleh pemerintah setempat”. Demikian bimbingan Ompui Ephorus.
Panitia juga meminta kesediaan Ompui Ephorus dan Ompu Boru di dampingi Praeses dan Panitia mangulosi jemaat yang memberi perhatiannya untuk acara Puncak Orintasi tahun 2018: Kesehatan dan Kebersihan dalam Lingkungan hidup dan memberi hadiah buat pemenang lomba.
Turut juga hadir Wakil Ketua DPRD Tanjungbalai, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, mewakiki Kapolres, FKUB, Pengurus Konghucu dll. Sukses buat Distrik XIII Aslab. (BP/MM)
Komentar