Jakarta-BP: Menteri Keuangan Jepang Taro Aso pada hari Selasa (16/10/2018) mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) belum berbicara ke Tokyo tentang memasukkan ketentuan menentang manipulasi mata uang dalam diskusi perdagangan bebas.
Komentar Aso diutarakan setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Sabtu (13/10/2018) mengatakan Washington ingin memasukkan ketentuan untuk menghalangi manipulasi mata uang dalam kesepakatan dagang yang akan datang, termasuk yang sedang dinegosiasikan dengan Jepang.
Ketentuan baru itu akan didasarkan pada bab mata uang dalam kesepakatan barunya untuk memperbarui Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free Trade Agreement/NAFTA).
Ucapan Mnuchin telah meningkatkan kekhawatiran bahwa upaya pemerintah Jepang untuk memisahkan kebijakan mata uang dari diskusi perdagangan tidak berhasil. Hal itu juga bisa menyebabkan perselisihan tentang valuasi yen dengan Washington.
“Pihak AS belum menyinggung isu mata uang sejak kami sepakat pada bulan Februari tahun lalu bahwa masalah-masalah ini akan didiskusikan antara saya dan Mnuchin,” kata Aso, dilansir dari Reuters.
“Posisi dasar kami dalam diskusi dengan Perwakilan Perdagangan AS tidak meliputi mata uang.”
Pemerintah AS mendesak untuk memperbarui berbagai hubungan dagang guna menurunkan defisit perdagangan dan mengubah persyaratan yang dianggap tidak adil untuk pekerja dan perusahaan AS.
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedang bergelut dalam perang tarif impor dengan China dan ingin menjadikan mata uang sebagai bagian penting dari segala solusi perselisihan dagangnya dengan China.
Negeri Paman Sam baru-baru ini juga menegosiasikan kembali pakta perdagangan NAFTA dengan Meksiko dan kanada.
Washington dan Tokyo juga sepakat untuk bernegosiasi tentang sebuah kesepakatan dagang yang berpotensi membatasi ekspor otomotif Jepang ke pasar AS.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga yang merupakan juru bicara pemerintah Jepang tidak menjawab pertanyaan tentang ketentuan mata uang.
Ketika ditanya apakah Jepang akan menolak ketentuan semacam itu dalam diskusi perdagangan dengan AS, Suga berkata posisi Tokyo masih sama seperti sebelumnya. Dia tidak memberi penjelasan lebih lanjut tentang itu.
Mnuchin telah mengekspresikan kekhawatirannya tentang menghindari devaluasi mata uang yang kompetitif, di mana suatu negara akan melemahkan mata uangnya secara artifisial supaya ekspornya lebih kompetitif atau memiliki daya saing tinggi.
Kelompok 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia (G20), termasuk China dan Jepang, secara prinsip sepakat bahwa devaluasi mata uang yang kompetitif harus dihindari. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa pertentangan signifikan tentang apa yang menentukan sebuah penurunan nilai mata uang sebagai sesuatu yang didesain untuk mendorong ekspor atau menstabilkan pasar.
Masalah mata uang masih menjadi topik sensitif untuk Jepang karena kenaikan yen yang sedikit saja bisa memberi dampak negatif yang besar pada pendapatan ekspor dan cenderung merugikan sentiment korporasi.
Ketika berbicara kepada para reporter, Aso berkata Jepang dan AS pada bulan Februari tahun lalu sepakat bahwa segala hal terkait kebijakan mata uang akan didiskusikan oleh Aso dan Mnuchin. Perbincangannya pun akan terpisah dari diskusi perdagangan.
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar