Jakarta, harianbatakpos.com – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI, Dahnil Anzar Simanjuntak, baru-baru ini menyoroti tantangan penting dalam penyelenggaraan ibadah haji, khususnya terkait istithaah atau kemampuan fisik jemaah. Isu ini menjadi krusial, terutama bagi jemaah lansia dan penyandang disabilitas.
Dalam kunjungannya ke Hotel Transit Aziziyah yang semestinya mampu menampung 2.000 jemaah, Dahnil terkejut mendapati hanya sekitar 500 jemaah lansia dan berisiko tinggi yang bisa diakomodasi. Fakta ini menggarisbawahi adanya gap antara kapasitas ideal dan realitas di lapangan, yang berdampak pada kenyamanan dan keamanan jemaah.
Dilansir dari laman detik.com, Dahnil mengungkapkan masalah ini mencerminkan tantangan serius dalam proses validasi kesehatan jemaah. “Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan secara jujur, akurat, dan bebas dari intervensi yang merugikan jemaah,” tegasnya. Transparansi dalam pemeriksaan ini sangat vital, terutama untuk melindungi jemaah lansia dari potensi eksploitasi.
Dahnil juga mengingatkan seluruh pihak di BP Haji untuk selalu memperhatikan kondisi riil jemaah, bukan hanya terpaku pada data administratif. “Kebijakan istithaah harus dilaksanakan dengan tanggung jawab moral,” tambahnya. Ini berarti jemaah yang diberangkatkan harus memenuhi syarat kesehatan secara menyeluruh, baik fisik maupun mental, demi kelancaran ibadah mereka dan untuk menghindari risiko yang membahayakan jiwa. Dengan perhatian yang tepat, diharapkan semua jemaah bisa menunaikan ibadah haji dengan aman dan nyaman.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar