Ekonomi Mancanegara
Beranda » Berita » Pembeli Adalah Raja, AS Menang Perang Dagang Lawan China

Pembeli Adalah Raja, AS Menang Perang Dagang Lawan China

Jakarta-BP: Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China sudah menampakkan hasilnya. Untuk saat ini, tampaknya AS keluar sebagai pemenang.

Sejak awal tahun ini, Washington dan Beijing terlibat ‘balas pantun’ yang sengit, yaitu saling balas pengenaan bea masuk. Total bea masuk yang dikenakan AS untuk impor produk-produk China sudah mencapai US$ 250 miliar. Sementara total bea masuk yang diterapkan China untuk produk-produk made in USA adalah US$ 110 miliar.

Presiden AS Donald Trump seringkali menyatakan bahwa AS akan menang dalam friksi ini. Dia meyakini bahwa China adalah pihak yang menderita.

Update Terbaru! Perang Israel-Iran yang Makin Panas

“Ekonomi mereka (China) melambat dan saya bisa melakukan hal yang lebih dari itu kalau saya mau. Saya tidak mau, dan mereka harus datang ke meja (untuk berdialog),” kata Trump dalam wawancara bersama Fox News, dikutip dari Reuters.

Trump bukan sembarang omong. Sejauh ini perkataannya terbukti karena ekonomi China mengalami pukulan lumayan telak dalam beberapa bulan terakhir.

Indikator pertama adalah Purchasing Managers Index (PMI) yang menggambarkan ekspansi dunia usaha. Sejak Mei, nilai PMI China terus menurun dan mencapai 50,8 pada September. Ini adalah angka terendah sejak Februari.

Perang Iran vs Israel Memanas, Hari Ketujuh Serangan Rudal dan Drone Meningkat

Angka di atas 50 memang menandakan dunia usaha masih ekspansif dan optimistis melihat kondisi perekonomian. Namun optimisme tersebut terus menurun dan bukan tidak mungkin jadi di bawah 50.

Indikator kedua adalah yang dirilis hari ini yaitu data inflasi. Di tingkat konsumen, inflasi pada September tercatat 2,5% year-on-year (YoY). Lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 2,3% YoY.

Namun di tingkat produsen, inflasi melambat dari 4,1% YoY pada Agustus menjadi 3,6% YoY pada September. Laju inflasi di tingkat produsen terus melambat dalam tiga bulan terakhir.

Ketiga, data laba perusahaan manufaktur di China juga terus melambat. Pada Agustus, pertumbuhan laba adalah 9,2% YoY, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 16,2%. Pertumbuhan laba pada Agustus menjadi yang paling lambat dalam 5 bulan ke belakang.

Perusahaan China Kian Terjepit

Sepertinya China sudah harus mengakui bahwa mereka ‘kalah’ dalam perang dagang ini. Bagaimana pun, pepatah klasik pembeli adalah raja berlaku di sini.

AS adalah negara konsumen terbesar di dunia, termasuk bagi China. Sepanjang 2018, nilai impor AS mencapai US$ 1,67 triliun dan US$ 344,7 miliar (20,6%) di antaranya adalah produk China.

Sementara di sisi China, AS adalah pasar ekspor terbesar dengan porsi 19%. Jika produk China sulit masuk ke AS, maka Negeri Tirai Bambu kehilangan lapak terbaiknya. Dampaknya kinerja korporasi China pun meredup.

Pada Agustus, pertumbuhan produksi industri China adalah 6,1% YoY. Memang lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yaitu 6%, tetapi jauh dibandingkan pertumbuhan Februari yang mencapai 7,2% kala perang dagang belum sepanas sekarang.

“Beberapa (perusahaan) mungkin akan mengurangi produksi. Sedangkan yang lain bisa mengurangi karyawan, bahkan mungkin ada yang sampai tutup,” ungkap Long Guoqiang, Wakil Kepala Pusat Kajian Pembangunan China, dikutip dari Reuters.

Apabila korporasi China terus lesu, maka dampaknya terhadap rumah tangga tinggal menunggu waktu. Kalau ekspor, investasi, dan konsumsi melambat, maka pertumbuhan ekonomi China pun di ujung tanduk.

Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III-2018 adalah 6,6%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6,7%. Jika pertumbuhan ekonomi 6,6% terwujud, maka akan menjadi laju terlambat sejak kuartal I-2009.

Pembeli adalah raja. Ketika pembeli ngambek dan tidak mau lagi membeli di satu toko, maka toko itu yang rugi. Apalagi kalau itu pembeli kelas kakap.

 

 

(CnbcIndosia) BP/JP

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan