Jakarta, harianbatakpos.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah pada awal perdagangan Senin pagi (23/6), memperlihatkan tekanan kurs rupiah yang terus berlanjut. Melemahnya nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh penguatan dolar Amerika Serikat serta ketidakpastian ekonomi global.
Pada pembukaan pasar pagi, kurs rupiah tercatat turun sebesar 58 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp16.455 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.397 per dolar AS. Kondisi ini menandakan pelemahan rupiah yang cukup signifikan dan berdampak pada aktivitas perdagangan, khususnya sektor impor.
Tekanan terhadap mata uang rupiah dipicu oleh ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral AS serta kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global. Fluktuasi kurs rupiah semakin menantang karena ditambah sentimen negatif dari ketegangan geopolitik dan harga komoditas yang tidak stabil.
Pelemahan rupiah juga berdampak terhadap biaya bahan baku impor dan inflasi domestik. Para pelaku pasar dan investor mulai menunjukkan sikap wait and see, menantikan langkah Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak eksternal yang masih tinggi.
Analis memperkirakan tekanan kurs rupiah terhadap dolar AS akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, strategi lindung nilai dan penguatan cadangan devisa menjadi sangat penting guna menjaga daya tahan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi global.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar