Jakarta, harianbatakpos.com – Harga bitcoin hari ini dan pasar kripto global mengalami tekanan hebat usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran. Ketegangan geopolitik ini memicu kepanikan pasar dan langsung berdampak terhadap pergerakan harga bitcoin, pasar saham AS, dan aset global lainnya.
Serangan militer AS tersebut diklaim menyebabkan kerusakan besar di fasilitas nuklir bawah tanah Iran, meski belum dikonfirmasi secara independen melalui citra satelit. Namun, sentimen negatif segera menyelimuti pasar. Indeks S&P 500 futures melemah, dan saham sektor energi serta pertahanan seperti Chevron, Exxon Mobil, Lockheed Martin, dan Northrop Grumman langsung terpengaruh. Pasar saham AS terpantau bergerak defensif merespons perkembangan konflik.
Sementara itu, harga bitcoin hari ini sempat anjlok di bawah 100.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,65 miliar sebelum akhirnya mulai menunjukkan pemulihan ke kisaran 100.500–101.400 dollar AS. Harga kripto lainnya seperti ETH, XRP, dan SOL juga mulai pulih dari koreksi tajam akhir pekan. Pasar kripto global menunjukkan tanda-tanda stabilisasi meskipun ketidakpastian masih membayangi.
Di sisi lain, lonjakan harga minyak mentah hingga 4 persen ke level 76 dollar AS per barel menambah kekhawatiran pasar atas potensi gangguan pasokan global, khususnya jika Iran memblokir Selat Hormuz. Di pasar obligasi, pelebaran credit spread mengindikasikan meningkatnya risiko investasi. Sementara itu, harga emas dunia turut naik tipis, mencerminkan aksi lindung nilai oleh investor.
“Pasar saham AS dan kripto cenderung sensitif terhadap situasi geopolitik seperti ini,” ujar Fahmi Almuttaqin, Analis Reku, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (23/6/2025). Ia menambahkan, meskipun indeks saham bergerak mendatar, para pelaku pasar tampaknya sedang bersikap wait and see pasca-gejolak.
Fahmi juga menyoroti bahwa konflik baru ini dapat membuka risiko yang lebih besar terhadap inflasi global, apalagi dengan keterlibatan Iran yang memiliki hubungan strategis dengan Rusia dan Korea Utara. “Jika anggaran militer AS meningkat dan hubungan dagang dengan China tetap buntu, maka tekanan terhadap inflasi semakin besar,” katanya.
Namun, di tengah ketidakpastian, BTC tetap mampu bertahan di atas 100.000 dollar AS. Hal ini menunjukkan kekuatan pasar yang berpotensi melanjutkan reli, apalagi jika didukung oleh turunnya suku bunga The Fed. “Jika The Fed memangkas suku bunga pada September dan kembali melonggarkan kebijakan moneter di akhir tahun, maka altcoin juga berpeluang menguat,” jelas Fahmi.
Sebagai strategi, Fahmi menyarankan investor pemula untuk menerapkan strategi DCA kripto secara disiplin. Sedangkan investor berpengalaman dapat melakukan rotasi aset kripto guna memanfaatkan momen koreksi harga, terutama menjelang keputusan The Fed di kuartal IV 2025.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar