Gaza, harianbatakpos.com – Praktik memprihatinkan kembali terungkap dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Dalam laporan terbaru media Israel, Haaretz, militer Israel disebut menyewa kontraktor swasta untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina di Jalur Gaza selama perang berlangsung, dengan bayaran mencapai Rp24 juta atau setara 5.000 shekel untuk setiap rumah yang diruntuhkan.
Kabar ini pertama kali dilansir Middle East Monitor pada Rabu (2/7/2025), yang mengutip laporan investigasi mendalam surat kabar Haaretz. Dalam laporan itu, disebutkan bahwa militer Israel di Jalur Gaza tidak hanya melakukan operasi militer konvensional, tetapi juga memberikan insentif keuangan kepada pihak ketiga, yaitu para kontraktor, untuk mempercepat proses penghancuran bangunan sipil.
“Setiap kontraktor yang bekerja di Gaza menggunakan alat berat teknik mendapatkan bayaran langsung sebesar 5.000 shekel untuk setiap rumah yang berhasil dihancurkan. Mereka mendapat untung besar dari operasi ini,” kata seorang tentara Israel yang tidak disebutkan identitasnya dalam laporan Haaretz.
Lebih mengejutkan, laporan itu juga menyebut bahwa pembunuhan warga sipil Palestina yang sedang mencari bantuan makanan dianggap “dapat diterima” demi kelancaran dan keamanan operasi kontraktor swasta tersebut. Penembakan terhadap warga sipil di sekitar pusat distribusi bantuan kemanusiaan juga dilaporkan menjadi hal yang terjadi berulang kali.
Pusat bantuan tersebut diketahui dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan Israel. Lokasi itu sering dipenuhi oleh warga Palestina yang mengalami kelaparan di Gaza akibat dampak perang.
Menurut laporan Haaretz, para kontraktor swasta bahkan secara sengaja memprovokasi insiden keamanan di lokasi distribusi bantuan untuk memaksa kehadiran pasukan Israel, guna melindungi operasi mereka dari kerumunan warga sipil. Tindakan ini memicu insiden penembakan terhadap warga Palestina yang mencari makanan.
“Agar kontraktor mendapatkan tambahan bayaran, maka dianggap sah jika warga Palestina yang kelaparan harus dikorbankan,” sebut laporan Haaretz secara gamblang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak militer Israel maupun otoritas Palestina atas laporan kontroversial tersebut.
Laporan ini kembali memunculkan kekhawatiran masyarakat dunia atas praktik pelanggaran HAM dan etika dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah, khususnya di wilayah Jalur Gaza yang saat ini mengalami krisis kemanusiaan akut.
Ikuti terus perkembangan berita internasional hanya di saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar