Maros, harianbatakpos.com – Acara fashion show waria yang digelar dalam sebuah pesta pernikahan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), menjadi sorotan publik. Aksi para waria yang berlenggak-lenggok di depan tamu undangan memicu reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), terutama terkait isu LGBT yang kian terbuka di ruang publik.
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas, menyebut acara fashion show waria tersebut sebagai bentuk pembangkangan terhadap ketentuan agama dan norma sosial. Ia menduga kelompok LGBT saat ini sudah merasa cukup aman untuk menampilkan diri secara terbuka tanpa takut tindakan dari aparat keamanan.
“Jika waria dan kelompok LGBT sudah berani melakukan fashion show di depan publik, berarti mereka telah melakukan pembangkangan terhadap ketentuan yang ada. Mungkin mereka yakin tidak akan ditindak,” ujar Anwar Abbas kepada wartawan, Senin (7/7/2025).
Ia juga menambahkan bahwa kelompok LGBT berupaya mendapatkan perhatian global, termasuk dukungan dana dari luar negeri, agar perjuangan legalisasi LGBT di Indonesia tetap berjalan. Karena itu, menurutnya, negara dan masyarakat harus bersikap tegas.
“Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi falsafah Pancasila, agama, dan budaya, pemerintah serta masyarakat tidak boleh memberi ruang terhadap perilaku menyimpang semacam ini,” katanya.
Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, juga menyesalkan peristiwa tersebut. Ia menekankan bahwa Kabupaten Maros adalah wilayah yang dikenal religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal.
“Kegiatan LGBT sudah terang-terangan dan masuk kategori darurat. Maka semua pihak wajib bertanggung jawab dalam mencegah serta mencari solusi atas fenomena ini,” ujar Amirsyah.
Ia juga menyerukan pentingnya edukasi sejak dini melalui keluarga dan institusi pendidikan. “Literasi tentang LGBT harus disosialisasikan secara masif untuk mencegah penyebarannya di tengah masyarakat,” sambungnya.
Video acara fashion show waria itu telah viral di media sosial. Terlihat sejumlah waria berjalan di atas karpet merah layaknya panggung peragaan busana. Para tamu pernikahan pun menyaksikan dengan antusias sambil merekam kejadian tersebut menggunakan kamera ponsel. Kejadian itu berlangsung pada Rabu (2/7/2025).
Kasubsi Penmas Polres Maros, Ipda Marwan Afriady, mengonfirmasi bahwa acara tersebut adalah bagian dari hiburan selingan dalam pesta pernikahan seorang warga. Perias pengantin yang menjadi tuan rumah diketahui mengundang beberapa temannya yang juga waria dan berprofesi sebagai penata rias.
“Fashion show waria itu merupakan hiburan tambahan saat jeda pertunjukan elekton. Acara ini tidak ada izin khusus karena bersifat hiburan pribadi dalam pernikahan,” kata Marwan.
Insiden ini menambah daftar kontroversi seputar keberadaan LGBT di ruang publik. Masyarakat dan pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah tegas agar tidak terjadi pelanggaran norma sosial dan agama yang lebih luas di masa mendatang.
Untuk berita terkini seputar LGBT di Indonesia, kontroversi fashion show waria, dan reaksi MUI terhadap aktivitas LGBT, terus ikuti update hanya di harianbatakpos.com.
Saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar