Jakarta-BP: Jurnalis Jamal Khashoggi disebut tewas setelah berkelahi di kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Dugaan itu disampaikan televisi pemerintah Saudi, merujuk pemeriksaan awal terhadap kematian wartawan tersebut.
Dalam laporan yang sama, Deputi Badan Intelijen Arab Saudi, Ahmad al-Assiri, dan Saud al-Qahtani, penasehat utama Pangeran Mohammed Bin Salman diberhentikan akibat kasus itu.
Kejaksaan Agung Arab Saudi menyebut perkelahian terjadi antara Khashoggi dan sejumlah orang yang ditemuinya di kantor konsulat itu.
Dalam pernyataan tertulis, jaksa menyatakan Khashoggi tewas usai perkelahian tersebut.
Pernyataan itu merupakan pengakuan pertama pemerintah Saudi atas kematian Khasoggi.
Pimpinan Saudi, Raja Salman, dilaporkan memerintahkan pembentukan komite berisi sejumlah menteri untuk merombak badan intelijen. Komite itu akan dipimpin Pangeran Mohammed.
Laporan yang dirilis televisi nasional Saudi itu keluar tak lama setelah Raja Salman berbincang melalui sambungan telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, terkait kasus itu.
Pemerintah Arab Saudi diyakini bertindak berdasarkan informasi yang disediakan otoritas Turki yang menyelidiki dan memeriksa sejumlah terduga pembunuh Khashoggi.
Jurnalis berusia 59 tahun itu terkahir kali terlihat ketika masuk ke konsulat Saudi di Istanbul, 2 Oktober lalu. Ia datang ke kantor itu untuk mengurus izin pernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Apa saja informasi yang dirilis televisi Saudi?
Selain dugaan perkelahian, para penyelidik disebut masih terus bekerja. Hingga saat ini setidaknya 18 warga negara Saudi telah ditangkap.
Pemecatan dua pejabat tinggi Saudi setelah kematian Khashoggi juga informasi terbaru dalam kasus ini.
Saud al-Qahtani, satu dari dua pejabat tinggi yang dicopot, merupakan figur berpengaruh dalam Kerajaan Arab Saudi.
Adapun, Ahmad al-Assiri adalah pejabat militer berpangkat mayor jenderal. Ia adalah juru bicara Saudi ketika negara itu berperang di Yaman.
Apa reaksi atas penyelidikan kematian Khashoggi?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut peristiwa yang mengiringi kematian Khashoggi tak dapat diterima. Namun ia tetap menganggap Saudi sebagai koalisi dekat AS dan penyeimbang kekuatan Iran di kawasan Timur Tengah.
Trump menilai sejumlah operasi penangkap terduga pembunuh Khashoggi adalah langkah vital. Ia memuji pemerintah Saudi yang dianggapnya bertindak cepat.
Lebih dari itu, Trump menyebut terdapat opsi penjatuhan sanksi terhadap Saudi akibat kejadian ini. Namun menurutnya, sanksi itu dapat berpengaruh pada perekonomian AS.
“Saya lebih memilih mempertahankan jutaan pekerjaan di AS dan mencari solusi lain atas kasus Saudi ini,” ujarnya. Trump merujuk kunjungan kenergaraannya ke Saudi yang menghasilkan kesepakatan ekonomi senilai US$110 miliar atau Rp1.668 triliun.
Trump mengaku mempercayai pernyataan Saudi atas perkembangan penyelidikan kasus Khashoggi.
Awal pekan ini Trump menyebut akan muncul konsekuensi besar jika pemerintah Saudi terbukti berada di balik pembunuhan Khashoggi.
Senator AS, Lindsey Graham, politikus Partai Republik yang kerap mengkritik Saudi, mengaku skeptis terhadap laporan penyelidikan kasus itu.
Arab Saudi berubah sikap
Setelah selama beberapa hari menyebut Khashoggi keluar dari kantor konsulat mereka di Istanbul dalam keadaan hidup, Saudi akhirnya mengakui jurnalis itu tewas di lokasi itu.
Namun deskripsi kematian Khashoggi versi Saudi jauh berbeda dengan yang dinyatakan otoritas Turki kepada media massa.
Turki menyebut Khashoggi disiksa dan dimutilasi menggunakan gergaji tulang. Sementara Saudi menyatakan wartawan itu tewas setelah berkelahi.
Dengan kata lain, Saudi menganggap kematian Khashoggi bukanlah sesuatu yang direncanakan.
Ini adalah penjelasan yang tidak sesuai – percobaan penculikan gagal dan setelahnya para pelaku berusaha menutupi perbuatan mereka secara mengerikan.
Pertanyaannya sekarang, apakah sekutu Saudi di Barat akan mempercayai pernyataan itu sehingga tak menjatuhkan sanksi terhadap mereka?
Saya rasa kita dapat memprediksi sejumlah skeptisme. Yang barangkali akan meyakinkan Inggris dan AS adalah pencopotan dua penasehat penting pangeran Saudi, sang pemimpin de fakto negara itu.
Seorang diplomat Barat berkata kepada saya, dua pejabat itu orang di lingkaran dekat Pangeran Mohammed.
Pencopotan itu dapat dilihat sebagai upaya mencegah pandangan publik bahwa sang pangeran mengetahui pembunuhan Khashoggi.
Pertanyaan lainnya, apakah rotasi pejabat ini akan bertahan?
Sejumlah diplomat Barat memperkirakan – atau mungkin berharap – ada peluang Pangeran Mohammed bukan satu-satunya calon pemimpin Saudi, barangkali pangeran lainnya dapat menjadi suksesor Raja Salman.
Mengapa Turki menyebut Khashoggi dibunuh?
Otoritas Turki mengaku memiliki rekaman video dan suara yang menunjukkan pembunuhan Khashoggi.
Media massa Turki yang dekat dengan pemerintahan mempublikasikan rincian mengerikan dari rekaman suara itu, termasuk jeritan dan suara Khashoggi ketika diinterogasi dan disiksa.
Di sisi lain, media massa Turki juga telah mengidentifikasi 15 orang yang diduga agen intelijen Saudi yang terbang menuju dan keluar dari Istanbul pada hari kematian Khashoggi.
(BbcIndonesia) BP/JP
Komentar