Bangkok, harianbatakpos.com – Bentrokan perbatasan Thailand Kamboja kembali pecah dan menelan korban jiwa hingga puluhan orang. Konflik militer lintas negara ini memasuki hari ketiga pada Sabtu, 26 Juli 2025, meskipun Kamboja sudah menyerukan gencatan senjata darurat sejak awal pekan. Situasi di kawasan perbatasan semakin memanas, dengan puluhan warga sipil dan tentara menjadi korban dalam bentrokan perbatasan yang terus berlanjut.
Menurut laporan otoritas Thailand, sedikitnya 20 orang telah tewas akibat serangan militer Kamboja. Pertempuran perbatasan yang telah berlangsung sejak Kamis (24/7) melibatkan jet tempur, artileri berat, kendaraan lapis baja, dan pasukan infanteri. Serangan terjadi di berbagai titik strategis sepanjang garis perbatasan, terutama di wilayah Provinsi Trat dan Provinsi Pursat.
Serangan Artileri dan Pertempuran Sengit
Pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat, Kamboja menuduh militer Thailand menembakkan lima peluru artileri berat ke wilayah Provinsi Pursat. Di sisi lain, militer Thailand melaporkan pertempuran intens di Ban Chamrak, Distrik Muang, Provinsi Trat. Konflik tersebut menjadi bentrokan bersenjata terbesar antara Thailand dan Kamboja sejak pertempuran 2011.
Jurnalis AFP yang berada di kota Samraong, Kamboja, melaporkan suara dentuman artileri terus terdengar dari arah perbukitan hutan yang berbatasan langsung dengan wilayah Thailand. Warga Thailand di Provinsi Sisaket yang berlindung di bunker juga mengonfirmasi adanya suara ledakan artileri dari kejauhan.
Korban Jiwa Meningkat, Pengungsian Massal Terjadi
Militer Thailand menyatakan lima tentaranya tewas pada Jumat (25/7), menambah total korban jiwa di pihak Thailand menjadi 20 orang, yang terdiri dari 14 warga sipil dan 6 tentara. Di pihak Kamboja, Kementerian Pertahanan mengonfirmasi 13 orang tewas akibat serangan lintas batas, terdiri atas 8 warga sipil dan 5 tentara, serta lebih dari 70 orang terluka.
Total korban bentrokan Thailand Kamboja hingga Sabtu mencapai 33 orang tewas, menjadikannya bentrokan paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir, melampaui insiden tahun 2008 dan 2011 yang menewaskan total 28 orang.
Lebih dari 138.000 warga Thailand terpaksa dievakuasi dari wilayah perbatasan karena konflik ini. Sementara itu, sekitar 35.000 warga Kamboja juga meninggalkan rumah mereka demi keselamatan.
Seruan Gencatan Senjata dan Upaya Diplomasi
Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, menyatakan Thailand terbuka untuk dialog dengan Kamboja, termasuk kemungkinan dimediasi oleh Malaysia selaku Ketua ASEAN saat ini.
Ikuti informasi aktual dan update situasi konflik Asia Tenggara hanya di saluran resmi harianbatakpos.com di WhatsApp:
https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar