Jakarta, harianbatakpos.com – Presiden ke-7 RI Joko Widodo menduduki jabatan mentereng di forum ekonomi terkemuka di dunia, Bloomberg New Economy. Joko Widodo dipercaya sebagai anggota dewan penasihat di forum global Bloomberg New Economy.
Forum ini sendiri didirikan Michael Rubens Bloomberg, seorang pengusaha Yahudi, yang pernah menjabat Wali Kota New York selama tiga periode sejak 1 Januari 2002 hingga 31 Desember 2013.
Bloomberg yang gencar mendanai kampanye antitembakau juga dinobatkan sebagai salah satu Yahudi sangat berpengaruh di dunia. Namanya bersama pendiri WhatsApp Jan Koum, pengusaha teknologi informasi Michael Dell, Marc Benioff, Larry Ellison, dan miliuner Bill Ackman, berada di posisi ke-14 dari daftar ’50 Yahudi Paling Berpengaruh pada 2025′ versi The Jerusalem Post.
Laman Bloomberg New Economy mendedahkan misinya ialah terlibat dalam pergeseran kekuatan ekonomi dari Barat ke Timur dan Utara ke Selatan yang berakar pada demografi dengan dorongan globalisasi dan dipercepat digitalisasi.
“Misi kami ialah menghadapi tantangan terbesar bagi kemakmuran global dan mendorong dialog menuju solusi,” demikian keterangan di bagian ‘About” laman Bloomberg New Economy.
Selain sebagai pendiri Bloomberg New Economy, Michael Bloomberg juga menjadi salah satu penasihat di forum itu.
Nama beken lain di Dewan Penasihat Bloomberg New Economy ialah mantan Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi, eks Deputi PM Singapura Gan Kim Yong, dan Menteri Perdagangan AS Periode 2021-2025 Gina Raimondo.
Dewan Penasihat Bloomberg New Economy juga diisi akademisi, seperti mahaguru ilmu ekonomi Universitas Harvard Prof Gita Gopinath dan Guru Besar Sekolah Hubungan Internasional Universitas Columbia Prof Merit Janow.
Chief Executive Officer (CEO) sekaligus Chief Investment Officer (CIO) Soros Fund Management Dawn Fitzpatrick juga duduk di Dewan Penasihat Bloomberg New Economy.
Orang keuangan lainnya yang juga menjadi penasihat di forum tersebut ialah Chairman Jorge Paulo Lemann Foundation Jorge Paulo Lemann yang dikenal sebagai Raja Bir.
“Komunitas kami yang terdiri dari kepala negara, menteri senior, pimpinan organisasi multilateral, CEO multinasional, pendiri, ketua dewan direksi, investor, pemodal, inovator, dan aktivis, baik yang masih menjabat maupun yang sudah pensiun, telah berkembang hingga berjumlah lebih dari 1.500 orang,” demikian tertulis di laman Bloomberg New Economy. (REL)
Komentar