Berita Duka Headline
Beranda » Berita » Raja Keraton Solo Wafat, Keraton Yogyakarta Liburkan Wisata Tiga Hari

Raja Keraton Solo Wafat, Keraton Yogyakarta Liburkan Wisata Tiga Hari

Gerbang Keraton Solo (foto/ist)

Solo, harianbatakpos.com – Keraton Yogyakarta turut mengungkapkan dukacita atas wafatnya Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII), Minggu (2/11/2025).

Sebagai salah satu bentuk belasungkawa dan penghormatan itu, Karaton Yogyakarta menghentikan sejumlah aktivitas internal, antara lain tidak membunyikan gamelan di kompleks keraton selama tiga hari mulai Minggu hingga Selasa (2-4/11/2025), dikutip dari Tempo.

Selain itu, dalam periode yang sama, Keraton Yogyakarta juga tidak menampilkan pertunjukan paket wisata Srimanganti. Begitupun untuk Kompleks Kedhaton dan Wahanarata Keraton Yogyakarta juga ditutup untuk pengunjung dan baru dibuka kembali, Selasa (4/11/2025).

Bencana Sumatera: Korban Meninggal 940 Orang, 521 Hilang, 835.000 Mengungsi

Ada pun untuk paket Wisata Kagungan Dalem Tamansari tetap dibuka seperti biasa, mulai pukul 08.30-14.30 WIB.

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dikabarkan turut melayat. Namun Pranata Humas Ahli Madya Pemda DIY Ditya Nanaryo Aji belum mendapatkan informasi tersebut.

“Kami belum mendapatkan informasi soal itu (Sultan melayat ke Solo),” kata Ditya, Minggu (2/11/2025). Hanya saja, raja keraton itu diketahui telah mengirimkan karangan bunga dukacita ke Keraton Solo.

Raja Keraton Surakarta Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (PB XIII) wafat, Minggu pagi (2/11/2025, pukul 07.30 WIB, di Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

318 Meninggal Akibat Banjir di Sumut, Polri ‘Bidik’ Penampakan Kayu Gelondongan

Adik kandung PB XIII, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari alias Gusti Moeng mengatakan, sebelumnya PB XIII telah menjalani perawatan di RS Indriati sejak awal September 2025. PB XIII jatuh sakit sejak selesainya pelaksanaan upacara Adang Tahun Dal yang kemudian dilanjutkan dengan tradisi Kembul Bujana. (REL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *