Ekbis Headline Tekno
Beranda » Berita » Fenomena Bobibos di RI, Waspadai Kejadian Clariant yang Tutup di Rumania

Fenomena Bobibos di RI, Waspadai Kejadian Clariant yang Tutup di Rumania

Bobibos ubah jerami jadi BBM RON 98 yang ramah lingkungan. (foto/BeritaSatu)

Jakarta, harianbatakpos.com – Bahan bakar asli Indonesia, Bobibos, kini sedang jadi perbincangan hangat. Bahan bakar ramah lingkungan dari jerami ini disebut lebih murah dan hemat dibandingan bahan bakar minyak (BBM).

Bobibos merupakan bahan bakar cair organik berbasis tumbuhan atau biofuel. Inovasi ini hadir dalam dua varian, yaitu Bobibos merah untuk mesin diesel dan Bobibos putih untuk mesin bensin. Produk ini diciptakan untuk menjadi solusi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Namun, pengembangan jangka panjang Bobibos perlu banyak belajar dari negara dunia yang telah mengembangkan energi serupa, terkait bahan bakar yang dibuat dari limbah biomassa nonpangan.

Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum, Gibran: Pertumbuhan Global Harus Adil dan Inklusif

Berkaca ke Rumania, ada salah satu perusahaan yang mengembangkan etanol selulosa berskala komersial di Podari. Namun, fasilitas yang dibuka pada 2022 itu dihentikan setelah terus mencatat kerugian, sekaligus menandai berakhirnya proyek biorefinery terbesar yang menggunakan proses sunliquid berbahan baku jerami.

Aktivitas penelitian dan pengembangan terkait teknologi tersebut di Munich, Straubing, dan Planegg, Jerman, juga ikut disetop.

Mengutip BeritaSatu, Minggu (23/11/2025), penghentian ini dilakukan setelah tinjauan strategis menunjukkan pabrik tidak mampu mencapai parameter operasional yang ditargetkan.

Clariant menyimpulkan bahwa peningkatan fasilitas membutuhkan investasi tambahan yang sangat besar dan tidak lagi layak secara ekonomi karena kerugian yang berlangsung terus-menerus.

Terkait Keluhan Pedagang Thrifting, Purbaya: Kalau Ganja Saya Pajaki Jadi Legal?

CEO Clariant Conrad Keijzer menegaskan bahwa perusahaan harus mengambil keputusan tegas ketika suatu inovasi tidak mampu memenuhi ekspektasi, agar strategi pertumbuhan jangka panjang tetap berkelanjutan.

Pabrik tersebut sebelumnya diharapkan menjadi proyek percontohan teknologi bioetanol generasi kedua di Eropa. Investasi total mencapai 240 juta franc Swiss, ditambah dukungan Uni Eropa senilai 40 juta euro melalui program Bio-Based Industries (BBI).

Dengan kapasitas teoritis 50.000 ton etanol per tahun, pabrik itu dirancang mengolah sekitar 250.000 ton jerami gandum dan limbah pertanian lainnya dari petani lokal. Namun laporan media Jerman, FAZ, mengungkapkan adanya kendala teknis serius saat mengolah biomassa heterogen dalam skala industri, sehingga produksi jauh di bawah target dan kerugian operasional mencapai angka dua digit juta euro tiap kuartal.

Teknologi sunliquid sebenarnya telah teruji di fasilitas demonstrasi di Straubing sejak 2012, tetapi ketika diproyeksikan pada skala industri, efisiensinya tidak mencapai standar yang direncanakan.

Penutupan pabrik menimbulkan kerugian finansial besar bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan perhitungan menggunakan kurs terbaru, kerugian operasional dari keputusan itu diperkirakan mencapai 60 juta-90 juta franc Swiss atau setara US$ 74,2 juta-US$ 111,3 juta. Dalam rupiah, angka tersebut berada pada kisaran Rp 1,23 triliun hingga Rp 1,85 triliun.

Beban tambahan juga datang dari penurunan nilai aset (impairment) pabrik yang ditutup. Clariant mencatat potensi penurunan nilai sekitar 110 juta franch Swiss, setara dengan US$ 136 juta atau sekitar Rp 2,26 triliun. Jika digabungkan, total dampak finansial dari penutupan pabrik bisa menembus lebih dari Rp 4,1 triliun.

Kegagalan Clariant dalam pengembangkan biorefinery komersial bisa menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia yang sedang mengembangkan Bobibos, BBM alternatif berbahan biomassa rumahan yang murah.

Meskipun berbeda skala, kedua hal itu menunjukkan beratnya tantangan dalam mengolah biomassa menjadi bahan bakar, baik dari sisi teknologi, konsistensi kualitas bahan baku, dan biaya. (REL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *