Jakarta-BP: Koalisi Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno mendapat kekuatan baru dari kalangan elite Nahdatul Ulama (NU). Dukungan itu datang dari cucu kyai Hasyim Asyari sebagai pendiri NU, yakni Irfan Yusuf.
Pria yang akrab disapa Gus Irfan itu masuk dalam struktur tim juru bicara Prabowo – Sandi di pilpres 2019. Ia beralasan, saat ini Indonesia butuh figur yang bisa memimpin. Karena empat tahun terakhir kondisi bangsa sangat tidak kondusif dan telah kehilangan identitasnya.
“Kita seperti tidak di Indonesia lagi. Di mana setiap orang saling memaki, saling mengejek, saling bertentangan dan itu terbuka secara umum,” kata Gus Irfan di Media Center Prabowo-Sandi di Jakarta, Kamis (1/11).
Pengasuh Ponpes Al-Farros, Jombang, Jawa Timur itu menilai, keadaan carut-marutnya kondisi bangsa sejatinya bisa dicegah oleh pemimpin Indonesia. Tapi, kata dia, yang terjadi justru sebaliknya.
“Saya khawatir, jangan-jangan presiden kita itu tahu atau tidak sih ada seperti ini?” katanya.
Tak hanya itu, lanjut Gus Irfan, kondisi perekonomian bangsa yang stagnan membuat dirinya semakin yakin merapat ke Prabowo-Sandi. Bukan tanpa alasan, sebagai orang yang tumbuh besar di pedesaan, dirinya merasakan betul perekonomian bangsa semakin sulit.
“Saya ini tinggal di pedesaan. Petani tebu, saya tahu bagaimana mereka menangis harga gula sekarang (tinggi),” ungkapnya.
Atas dasar itu, dirinya semakin mantap membantu pemenangan paslon nomor urut 02 itu di pilpres 2019. “Saya harus ikut membantu di tim Prabowo-Sandi,” pungkasnya.
Diketahui, dengan bergabungnya Gus Irfan sekaligus menambah lumbung suara NU Prabowo-Sandi di pilpres 2019. Pasalnya, Gus Irfan merupakan cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asyari. Ayahnya bernama KH Yusuf Hasyim. Dia merupakan pengasuh Ponpes Al-Farros, Jombang, Jawa Timur.
(JawaPos) BP/JP
Komentar