Jakarta-BP: Kepala Instalasi Forensik Polri Kombes Pol Edi Purnomo mengatakan, luka terhadap korban pembunuhan sekeluarga di Bekasi, Jawa Barat, kebanyakan terdapat di leher. Empat korban tersebut yakni Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) beserta dua anaknya Sarah (9) dan Arya (7).
“Dari jenazah ditemukan luka-luka karena senjata tajam dan luka-luja senjata tumpul. Spesifiknya hampir seluruhnya ada di daerah sekitar leher,” kata Edi di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (13/11).
Dia menjelaskan, adanya perbedaan luka yang didapat dari keempat korban. Karena adanya luka kekerasan di bagian kepala dari Nainggolan dan juga Maya. Saat ini pun pihaknya masih melakukan pemeriksaan lebih dalam tentang luka yang didapati korban dan sebagainya.
“Tentunya akan mengambil kesimpulan setelah pemeriksaan ini. Luka mana yang menyebabkan kematian apakah luka yang senjata tajam atau yang senjata tumpul,” jelasnya.
Edi pun mengungkapkan, jenazah para korban tersebut diduga tewas belum lama saat ditemukan oleh para saksi atau tetangga korban.
“Dugaan waktu kematian pasti belum lama dari ditemukan di TKPnya. Mungkin beberapa jam sebelum saat ditemukan di TKP. Karena dari tanda-tanda kematian belum muncul semua,” ujarnya.
Sebelumnya, warga Bekasi digegerkan penemuan satu keluarga tewas dibunuh. Korban ditemukan di kediamannya Jalan Bojong Nangka 2 RT 002/07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi.
Diperum Nainggolan (38) dan Maya Ambarita (37) beserta dua anaknya Sarah (9), dan Arya (7) ditemukan tewas dibunuh. Diperum dan istrinya ditemukan di ruang keluarga bagian tengah, keduanya mengalami luka senjata tajam di leher dan luka benda tumpul. Adapun anaknya ditemukan tak bernyawa di kamar, diduga dibekap.
Saksi pertama kali yang melihat adalah Feby Lofa, penghuni rumah kontrakan di belakang tempat tinggal korban. Feby memberanikan diri melongok ke dalam rumah melalui jendela setelah curiga karena sudah siang, tapi penghuni rumah tak terlihat beraktivitas.
Kecurigaan Feby sudah sejak pukul 03.00, sebab perempuan berusia 35 tahun ini sempat melihat bahwa gerbang komplek rumah kontrakan masih terbuka, sedangkan ia mendengar suara televisi masih menyala. Feby sempat memanggil dan menelepon, tapi tak mendapatkan respon. Feby kembali masih ke dalam rumahnya.
(Merdeka) BP/JP
Komentar