Medan–BP: Pemeran film Milly & Mamet (Ini Bukan Cinta dan Rangga), menyapa penggemarnya dalam acara meet and greet, di Mal Ringroad Citywalks, Medan, Sabtu (29/12/2018) sore.
Para penggemar yang telah menunggu sejak siang hari langsung histeris melihat kedatangan para pemeran film Milly & Mamet yang dihadiri oleh Ernest Prakasa sebagai ( Yongki), Sissy Priscillia (Milly), Dennis Adishwara ( Mamet) dan Ardit Erwandha ( Robby).
Suara teriakan riuh terdengar, Ernest langsung menyambut penggemar yang rata-rata anak muda tersebut.
“Apa kabar semuanya? Medan luar biasa banget. Terima kasih semua telah hadir disini,” ujar Ernest lantang dan langsung disambut penggemar.
Ernest selaku Sutradara sekaligus penulis naskah film ini menjelaskan, film yang digarap selama 16 hari ini menjanjikan sesuatu yang baru dan lebih menarik. Pasalnya, skenario yang ditulis pasangan Ernest & Meira, akan mengobati rindu penonton AADC dan AADC2, tapi tetap bisa dinikmati siapapun yang belum nonton 2 film tersebut.
” Saya bersyukur pengerjaan film ini sejak pre-production, hingga premier bisa dibilang berjalan dengan amat lancar. Para produser, kru, hingga pemain semuanya memberikan totalitas yang luar biasa. Menghasilkan sebuah suguhan yang saya harap layak untuk disandingkan dengan dua pendahulunya, AADC dan AADC2,” paparnya.
Ia juga mengajak Masyarakat Medan untuk menonton film Milly & Mamet yang baru dirilis 20 Desember 2018 kemarin.
” Jangan lupa masyarakat Medan nontonya, Karena film ini tak hanya menghibur masyarakat luas, tapi juga dapat memetik pesan moral yang disampaikan,” harap Ernest.
Film Milly & Mamet menceritakan Mamet yang telah menikahi Milly dan memiliki seorang anak. Sekilas kehidupan mereka berjalan lancar. Tetapi Mamet (yang terpaksa menjalankan bisnis konveksi mertuanya) memutuskan resign dan bekerja sesuai passion , menjadi chef di sebuah restoran milik sahabatnya, Alexandra (Julie Estelle).
Sebenarnya Milly tidak setuju, karena ayahnya (Roy Marten) dalam kondisi kesehatannya kurang baik. Di sisi lain, Milly berkonflik terhadap dirinya sendiri. Ia merasa terjebak rutinitas di rumah. Setelah berkompromi dengan Mamet, Milly bekerja di pabrik ayahnya. Konflik semakin naik ketika rutinitas Milly sebagai pekerja dibenturkan dengan perannya sebagai ibu di rumah. (BP/MACK.PANDI)
Komentar