Daerah
Beranda » Berita » Para Tokoh Masyarakat Sipirok Dukung Pembangunan PLTA Batangtoru

Para Tokoh Masyarakat Sipirok Dukung Pembangunan PLTA Batangtoru

Tomas dan Toda Sipirok : Pihak lain jangan halangi pembangunan PLTA simarboru. Foto, Ist

Tapanuli Selatan-BP: Para tokoh masyarakat Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) dari elemen adat, agama dan pemuda menyatakan dukungan terhadap pembangunan proyek PLTA Sipirok, Marancar dan Batangtoru (Simarboru) Tapsel.

Hal itu diungkapkan salah satu tokoh masyarakat Raja Luat Sipirok Edward Siregar bersama tokoh pemuda Sipirok Rifai Pane dan Lempang Siagian serta Ketua Paguyuban Peduli Lingkungan Hidup Simarboru Abdul Gani Batubara.

“Kami sebagai warga Sipirok, sekali lagi menegaskan mendukung sepenuhnya pembangunan proyek PLTA Simarboru,” ungkap mereka kepada sejumlah wartawan, Jum’at (22/2-2019).

Gubernur Bobby Nasution Pastikan Proyek Jalan Desa Sipiongot Tetap Dilanjut

Dikatakan Edward Siregar bahwa terkait lingkungan dan ekosistem di sekitar pembangunan proyek PLTA, masyarakat Sipirok, Marancar, Batangtoru lebih tau dan paham akan kondisi alam di sekitarnya daripada orang yang bukan penduduk setempat.

“Kami sebagai warga Sipirok yang tinggal di Sipirok lebih tau kondisi wilayah kami dari pada mereka yang datang dari luar,” tandasnya.

Ditambahkannya bahwa dari faktor AMDAL, PLTA Simarboru merupakan proyek yang ramah lingkungan, sehingga kecil kemungkinan jika nanti PLTA tersebut beroperasi menyebabkan polusi terhadap lingkungan di sekitarnya.

“Hal tersebut telah dibahas saat sosialisasi terkait dengan pembangunan proyek ini beberapa tahun lalu yang melibatkan tokoh masyarakat, adat, pemuda dan tokoh agama warga Kecamatan Sipirok, Marancar dan Batangtoru,” tegas Edward.

Profil Andrei Angouw, Wali Kota Terpilih Pilkada Manado

Lanjut Edward, perkiraan terhambatnya aliran sungai Batangtoru akibat pembangunan tersebut juga kecil kemungkinnya terjadi, sebab air yang digunakan sebagai penggerak turbin akan terus mengalir.

“Dari penelitian para Ahli, PLTA itu kan ramah lingkungan dan terkait AMDAL telah disosialisasikan terhadap warga sebelum proyek ini dimulai. Jadi kecil kemungkinan menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan dan habitat di sekitarnya,” terangnya.

Diterangkannya juga bahwa menyangkut satwa, khususnya yang dilindungi Undang-undang seperti, Orang Utan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) dan burung Enggang, penanganan hal tersebut sudah dibahas oleh pihak PT North Sumatera Hydro Energi (NSHE) dengan Pemkab Tapsel, Kementerian LHK, bahkan dengan organisasi dunia World Wild Federation (WWF).

Dengan kondisi hutan di wilayah Tapsel yang masih luas, maka pengelola dan pihak pemerintah masih dapat mengatasi solusi penanganan satwa-satwa itu.

“Kondisi hutan di Tapsel kan masih luas dan masih ada yang perawan, tentunya penanganan satwa-satwa khususnya yang dilindungi masih bisa dicarikan solusi oleh NSHE dengan pemerintah,” tegas Edward.

Untuk itu, para tokoh masyarakat dan pemuda Sipirok ini mengharapkan, agar tidak ada pihak-pihak yang mencoba menghalangi pembangunan proyek PLTA tersebut, karena PLTA itu lebih banyak manfaatnya bagi masyarakat dari pada mudaratnya.

“Jadi kami minta, jangan ada pihak lain yang akan menghambat pembangunan PLTA ini. Dampak pembangunan PLTA Simarboru sangat baik. Dari segi positif dan negatifnya, kami warga Sipirok,Marancar dan Batangtoru lah yang merasakannya secara langsung,” pungkas mereka. (BP/PS1)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *