Medan-BP: Hujan lebat disertai angin kencang, yang menyebabkan banjir dan banyak pohon tumbang pada Minggu (8/7/2018) malam di kawasan Kota Medan dan sekitarnya, merupakan kejadian kedua yang terjadi dalam kurun waktu 3 hari terakhir, setelah sebelumnya kejadian serupa terjadi pada Kamis (5/7/2018) lalu.
Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan suhu muka laut di perairan Samudera Hindia dan Selat Malaka yang hangat (31-32 C). Anomali SST di Pantai Barat Sumatera Utara lebih hangat 0,5-1,0 C dari normalnya, sehingga mengindikasikan adanya panambahan uap air yang cukup tinggi di wilayah tersebut, yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera utara.
“Adanya gangguan berupa belokan angin dan konvergensi di Pantai Timur Sumatera Utara, disebabkan oleh adanya pusat tekanan rendah di Laut Cina Selatan yang memicu pertumbuhan awan-awan hujan,” kata Syahnan, Senin (9/7/2018).
“Kecepatan angin di Iapisan 850 mb adalah 05 knot, di Iapisan 700 mb mencapai 10 knot, dan di Iapisan 500 mb mencapai 13 knot serta kelembaban udara di Iapisan 850500 mb cukup basah,” tambahnya.
Syahnan menjelaskan bahwa cuaca ekstrim yang melanda pantai dan lereng Timur Sumatera Utara dan sekitarnya, diprakirakan akan bertahan 2 sampai 3 hari kedepan.
BMKG menghimbau agar masyarakat yang berada di daerah aliran sungai agar lebih waspada terhadap potensi banjir. Sementara di daerah pegunungan agar lebih waspada terhadap potensi longsor dan di perkotaan waspada terhadap potensi angin kencang dan genangan air. (BP/JP)
Komentar