Medan-BP: Gara-gara nilai setitik rusak susu sebelanga. Gara-gara ranting pohon menutupi bacaan billboard, nilai estetikanya menjadi hancur berkeping-keping dan mendapat cemoohan dari masyarakat.
Dua sinonim itu, punya maksud dan arti yang berlainan tetapi tujuan yang sama. Artinya, akibat kelalaian dan tidak kepedulian terhadap suatu pekerjaan, mengakibatkan kerusakan dan kerugian moral yang berdampak sangat luas serta berkonotosi negatif.
Seperti salah satu billboard yang berdiri megah di Jalan SM Raja Medan persis di depan Taman Sri Deli dan Hotel Madani Medan. Bollboard milik Pemko Medan itu, setiap harinya menayangkan sosialisasi dan program Pemko Medan termasuk Dinas-dinas seperti BPPRD, untuk mendongkrak PAD dan lainnya.
Keberadaan billboard itu, menjadi perhatian khusus dari pelintas jalan dan masyarakat. Apalagi kegiatan sosialisasi Pemko Medan dari Dinas-dinas ditayangkan dan menjadi edukasi yang sangat berharga dan patut diacungkan jempol.
Sayangnya, billboard yang berdiri megah itu, sudah sekian lama ditutupi oleh ranting pohon dan tidak kunjung dilakukan pemotongan sehingga tulisan edukasi yang ada menjadi menghalangi pandangan yang membacanya.
“Kita sangat prihatin dengan kinerja Dinas yang menangani pemotongan dahan dan ranting pohon ini. Apa mungkin dari sekitar 2000 lebih orang yang bekerja di Dinas itu, tidak ada yang tahu dan melakukan pemangkasan pohon itu,” celetuk dua orang warga pada harianbatakpos.com di depan Taman Sri Deli Medan, Kamis (20/6/2019).
Atau mungkin, lanjut warga yang mengaku bernama Agam yang datang dari Jakarta itu karena berlebaran di rumah salah satu kerabatnya di Jalan Amaliun Medan itu, apakah petugas pemotong pohon itu tidak melihat dan tidak mau tahu dengan keganjilan itu. Atau mungkin petugasnya sudah kekenyangan jadi tidak bisa lagi memanjat pohon,” celetuk warga itu sambil sedikit guyon dengan logat bahasa Acehnya.
Kalau hal ini tetap dibiarkan, jelas teman satu laginya ikut nyeletuk yang asli warga Medan dan bekerja pada salah satu instansi swasta di Kota ini, selain menciptakan image yang buruk bagi Pemko Medan juga apa yang digaungkan Pak Wali kota Medan sebagai Medan rumah kita, bisa hanya slogan kosong karena billboard berisi sosialisasi dan edukasi dari Pemko Medan yang sekecil itu tidak diperhatikan dan luput dari pengawasan.
Memang, hal ini persoalan kecil. Tetapi dari hal sekecil dan kepedulian inilah menandakan profesionalnya kinerja Dinas yang menangani pohon dan pertamanan di Kota Medan. “Kalau soal billboard ini tidak diperdulikan, bagaimana pula pekerjaan lainnya yang lebih besar di Dinas itu yang memiliki anggaran yang cukup besar,” katanya prihatin menutup perbincangan. (BP/EI)
Komentar