Medan-BP : Tokoh Agama asal Kecamatan Percut Seituan, Ustadz Martono, menanggapi pernyataan Plt Ketua PA 212, Asep Syarifudin yang mengharapkan khilafah tegak di Indonesia 2024 dan menolak khilafah berarti menodai agama.
Ustadz yang terkenal energik dan milenial di kalangan masyarakat Sumut ini menilai bahwa Pilpres telah usai, tidak ada lagi 01 atau 02 yang ada persatuan Indonesia,” ucapnya kepada harianbatakpos.com melalui sambungan telepon seluler, Sabtu (20/7/2019).
Katanya, Salah satu kontestan capres/ cawapres dalam pilpres 2019 ternyata di tunggangi oleh idiologi impor/ khilafah yang akan mengganti idiologi pancasila dgn mengusung jargon bela agama, bela umat, bela islam.
Sehingga telah memprovokasi sesama umat dan sesama anak bangsa dan perpecahan bangsa hampir telah di ujung tanduk.
” Alhamdulillah setelah selesai pilpres, disintegrasi bangsa tidak terjadi, hal ini di tunjukan dengan bertemunya dua tokoh bangsa yang saling bersatu padu pasca pilpres untuk bersama sama membangun negeri ini, sehingga dapat mengakhiri perseteruan antar pendukung kedua paslon sampai ke akar rumput,” ucap Ustadz Martono.
Beranjak dari perjalanan sejarah negeri ini yang mengalami pasang surut dalam berdemokrasi, Ustadz Martono yang selalu menyuarakan dengan vokal untuk merawat empat pilar kebangsaan dalam setiap kesempatan agar seluruh elemen anak bangsa bahu membahu untuk terus merawat persatuan dan kesatuan.
” Menatab kedepan dengan penuh optimis bawa indonesia pasti akan berjaya, sehingga menjadi negara yang di perhitungkan dalam kancah percaturan politik dunia, jangan mau terprovokasi dengan ucapan perwakilan Alumni 212 Asep Sarifudin yang mengatakan menolak idiologi khilafah adalah menodai agama,” pungkasnya.
Ia menegaskan bahwa Asep Syarifudin jelas sesat dan menyesatkan tanpa dasar ilmu keagamaan yang mendalam untuk memprovokasi sesama anak bangsa untuk menolak Pancasila sebagai azas tunggal dalam berbangsa dan bernegara yang akan merusak sistem demokrasi pancasila yang telah sama-sama kita sepakati dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
” Marilah kita bersama-sama kembali ke pangkuan ibu pertiwi untuk bersama sama membangun negeri ini, jangan mau terprifokasi dengan segala macam issu sara dalam setiap perhelatan pesta demokrasi seperti pilpres, pileg dan pilkada,” ucap Pembina Batak Bersatu itu.
Sebelumnya, dikutip dari Suara.com, Pelaksana Tugas Ketua PA 212, Asep Syarifudin mengharapkan khilafah bisa tegak berdiri di Indonesia.
Menurutnya, khilafah atau sistem kenegaraan yang berlandaskan ajaran Islam itu tidak terlarang.
Asep mengungkapkan, dirinya telah banyak belajar terkait konsep sistem kenegaraan berlandasan Islam. Justru dirinya menilai, kalau menolak khilafah, sama artinya menodai agama.
Sebab, menurut Asep, khilafah adalah sistem politik serta menjadi salah satu bagian syariat Islam.
“Harapan saya 2024 khilafah tegak di Indonesia. Khilafah itu adalah syariat Islam. Kalau menolak khilafah itu menolak syariat Islam. Itu penodaan agama,” ungkap Asep dalam diskusi yang diselenggarakan di Gedung Joeang, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2019). (BP/Pandi)
Komentar