Medan-BP: Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota Medan TAS menuding, kegagalan Pemko Medan meraih penghargaan wajar tanpa pengecualian (WTP) ) dalam pengelolaan keuangan, akibat penataan aset dan harta milik Pemko Medan amburadul dan tidak beres.
Kritik bernada kecaman itu disampaikan Kaban BPKAD Ahmad Sofyan dalam acara Bimbingan Teknis (bimtek) bagi ASN Pemko dalam bidang pengadaan aset, barang dan jasa di salah satu hotel di Medan, beberapa hari lalu.
“Statement dan Tudingan pejabat Kaban itu tak benar dan tidak populer. Apa bisa dibuktikannya. ungkap salah seorang ASN yang minta namanya tidak disebutkan untuk menghindari hal yang tidak diingini terhadap dirinya, katanya pada wartawan di Balai Kota Medan, Senin (12/8/2019).
Pernyataan yang tidak jelas dan mengada-ada itu, tidak sepantasnya diucapkan oleh sang Kaban TAS yang baru beberapa bulan menjabat. “Pernyataan itu tidak etis ibarat seorang penari karena tidak pandai, menyalahkan lantai yang tidak rata,” ungkap ASN itu dan dibenarkan oleh beberapa ASN lainnya.
Berdasarkan fakta yang ada, tambahnya lagi, banyak pihak termasuk dari kota lain yang belajar tata kelola aset di Pemko Medan memuji bahkan mengapresiasi kinerja penataan aset cukup baik dibanding kota/kabupaten di Indonesia.
“Jangan asal ngomong dan menyalahkan. Apa karena dia pejabat baru dan merasa hebat karena kedekatannya dengan orang nomor satu di Pemko Medan saat ini,” jelasnya tanpa basa-basi.
Dia menilai apa yang diucapkan apalagi di depan ASN kurang layak dan tak pantas. Kalau memperbaiki dan menata aset ini lebih baik biar Pemko dapat meraih WTP, silakan tapi jangan menyalahkan orang, ungkapnya kesal.
Berdasarkan catatan, beberapa tahun terakhir Pemko Medan cuma meraih WDP (wajar dengan pengecualian) dan gagal meraih predikat WTP gara-gara pengelolaan keuangan dan penataan aset semraut.
Sementara itu Kaban BPKAD, Tengku Ahmad Sofyan ketika dikonfirmasi soal buruknya pengelolan keuangan dan aset dan berbagai kebijakan yang diterapkan saat ini bertolak belakang dengan pimpinan sebelumnya, tidak berhasil.
Salah seorang staf di tempat itu, mengatakan Bapak keluar karena suatu urusan. Hingga berita ini diturunkan, Kaban BPKAD itu belum dapat ditemui. (BP/EI)
Komentar