Daerah Kota Medan
Beranda » Berita » Soal Dugaan Pencurian Organ Tubuh, Walikota Didesak Copot Direktur RSU Pirngadi

Soal Dugaan Pencurian Organ Tubuh, Walikota Didesak Copot Direktur RSU Pirngadi

RS Pirngadi Medan

BP-Medan : Kekecewaan masyarakat terhadap dugaan penjualan organ tubuh manusia, terus mendapat sorotan dan menjadi buah bibir masyarakat. Pasalnya, akibat  bobroknya pelayanan yang disajikan oleh oknum Pegawai Rumah Sakit Pirngadi bahkan sampai tingkat pelayanan sang dokter dengan seenaknya tanpa ijin dari ahli waris mengambil organ tubuh pasien.

Kejadian pengambilan (pencurian) organ tubuh manusia terjadi pada pasien MR -X yang masuk tanpa ada identitas. Biasanya  sering ditemui pasien MR-x lakalantas. Kenapa, biasanya para korban lakalantas begitu kejadian para awam bukan menolong korban melainkan mengamankan dompet korban, jam tangan korban dan lain sebagainya. Akibat ulah orang ini dokter tak mau susah dan dia mengambil kesimpulan memvonis si korban lakalantas itu sebagai pasien MR- X. Kejadian ini,  langsung dialami oleh keluarga Josuo, warga Tanjung Morawa.

Bermula abangnya Alm Hanalui Manao, juga warga Tanjung Morawa seminggu hilang begitu ditemukan sudah di kamar Mayat Rumah Sakit Pirngadi dengan kondisi tubuh didada almahrum ada sayatan mulai dari bawah ketiak kiri sampai bawah ketiak kanan. Karena  ada rasa kecurigaan kami ada yang tak beres pada tubuh Abang kami lantas di Poto dan hari itu juga kami panggil sang penjaga kamar mayat , menanyakan adanya sayatan tersebut.

Profil Fadhil Arief Bupati Batanghari Dua Periode

Yang namanya penjaga , lantas dia memanggil suster jaga bersamaan dengan dokter, mengatakan kalau itu tanyakan aja ke polisi sat lantas Percu sei tua karena laporannya sudah ada pada mereka, seraya menambahkan kalau almahrum pasien MR-x. Artinya kalau pasien tersebut meninggal itu ahli warisnya adalah polisi. Jadi kalau mau jelasnya kesana termasuk soal pembiayaan,” tambah suster tersebut.

Petunjuk suster tersebut hari itu juga kita ke pos polisi lakalantas Percut Sei Tuan. Dimana dalam surat laporan polisi diterangkan bahwa almahrum malam naas itu berboncengan dengan marga Harefa, menabrak tiang listrik. Dan berita acara itu disebutkan almahrum meninggal dunia satu hari setelah kejadian sedangkan keadaan Harefa tidak ada disebitkan.

Lantas kita tanyakan ada bekas sayatan didada almahrum sepanjang hampir setengah meter itu tidak ada dalam laporan kita ,” tambah polisi bermarga Seiring. Namun beliau menambahkan hasil visum dari Rumah Sakit bayangkara luka sayatan itu diakibatkan benda yang mencair seperti air panas, api serta soda api.

Mendengar jawaban ini pihak ahli waris korban langsung menjawab, kalau terkena benda melepuh tubuh almahrum pasti lukanya mebias bukan seperti di ukir, jawab Josua mewakili ahli waris. Aritonang tak mampu menjawab, kalau begitu silahkan bertanya kepada dokter yang mengeluarkan visum atau dokter yang terlibat mengobati almahrum saat berada di rumah sakit Pirngadi.

Pemadaman Listrik di Medan 25 Juni 2025, Cek Daftar Wilayah Terdampak

Untuk itu, atas nama keluarga korban, jelas Josua lagi, kami minta Walikota Medan mencopot Direktur RS Pirngadi agar hal ini tidak terulang lagi, Adapun nama dokter yang mengurus almahrum saat di rumah sakit yaitu dr, As ahli bedah UGD Pirngadi, dr H ahli Radiologi dan Dr R.

Tidak Mengakui

 Direktur RSPirngadi Medan melalui Ka Humas Edison Peranginangin ketika dikonfirmasikan, sebelumnya, mengatakan, tidak mengakui adanya dugaan pencurian organ tubuh manusia almarhum Hanalui Manao setelah seminggu hilang dan mayatnya ditemukan pihak keluarga di kamar mayat RS Pirngadi tersebut.

Bahkan, Ka Humas RSPirngadi itu, juga tidak mengakui kalau luka luka sayatan di tubuh korban, itu akibat ulah dokter Pirngadi, tegasnya kepada keluarga korban di Medan, Rabu (14/8/2019).

Dalam pertemuan itu,  Edison juga menantang pihak keluarga almahrum  kalau kurang puas dengan jawaban kami silahkan gugat atau buat laporan polisi,” tambahnya, seraya mengancam awas balik kut jika tidak terbukti.

Sedangkan ketika hal ini dikonfirmasi kembali kepada Dirut RS Pirngadi, tidak berhasil dan terkesan dihalang-halangi oleh ajudannya berinitial S. “Dirut sedang rapat dan tidak bisa diganggu,” kata Sari yang minta wartawan menghubungi pihak Humas RS Pirngadi. (BP/aji )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *