Medan-BP: Salah satu trilogi perguruan tinggi adalah kegiatan pengabdian di samping kegiatan pengajaran dan penelitian. Dimana kegiatan itu wajib dilaksanakan oleh dosen di lingkungan Universitas Sumatera Utara setiap tahun.
Seperti yang sudah dilaksanakan dua dosen Universitas Sumatera Utara, Hadriana Marhaeni Munthe dan Februati Trimurni, Ph.d pada tanggal 8 Juli 2020 dengan lokasi pengabdian di lingkungan pasar tradisional Padangbulan, Sembada, Kota Medan.
Pelaksanaan pengabdian ini mengangkat isu Covid-19 yang saat ini sangat mengkhawatirkan dan sangat berbahaya terhadap kesehatan masyarakat terutama di lingkungan pasar tradisional.
Mitra pengabdian adalah kelompok perempuan atau yang lebih dikenal dengan sebutan inang-inang pasar penjual sayur dan buah.
Pada dasarnya tujuan pelaksanaan pengabdian ini menargetkan para inang-inang pasar sebagai mitra strategis yang mampu mengantisipasi dan mengkritisi tempat kerja mereka sebagai arena persebaran virus Covid-19.
Dalam artian sasaran strategis dari pengabdian ini menjadikan kelompok inang-inang sebagai garda terdepan mengendalikan persebaran atau penularan virus Covid-19 yang sangat potensial terjadi di pasar.
Dalam rangka mewujudkan peranan inang-inang sebagai kelompok strategis pemutus matarantai persebaran covid-19 maka team pelaksana pengabdian yang dipimpin oleh Dr. Hadriana Marhaeni Munthe dan Februati Trimurni, Ph.d yang berasal dari FISIPOL USU melakukan serangkaian kegiatan yang mengambil tempat di salah satu rumah inang-inang pasar.
Kegiatan pertama adalah FGD dan Sosialisasi Materi tentang pengetahuan mengenai bahaya Covid-19 dan pencegahan persebaran Covid-19. Hasil kegiatan FGD pada mitra yaitu inang-inang pasar terdapat dua kelompok pemikiran yaitu kelompok pertama inang-inang yang tanggap bahaya covid-19 dan kelompok kedua adalah inang-inang yang acuh dan terkesan anggap enteng dengan Covid-19.
Menyikapi pemikiran kelompok inang-inang yang acuh dengan bahaya Covid-19 dilakukan dialog atau diskusi yang lebih intens mengenai ancaman dan bahaya covid 19 jika tidak taat mengikuti protocol kesehatan seperti wajib pakai masker, sering mencuci tangan dan menjaga jarak dengan komunitas yag ada di pasar.
Pendekatan intens dalam diskusi dan dialog telah memberikan pemahamaan dan kesadaran baru pada kelompok inang-inang ini. Kegiatan berikutnya adalah demo pembuatan masker kain berbasis keterampilan menjahit ala home-made. Dalam kegiatan ini inang-inang dibagi atas sepuluh kelompok masing-masing lima anggota.
Kegiatan ini dipandu oleh ibu Susan Tambunan seorang wirausaha wanita yang tergolog suskese. Semangat dan antusiasme inang-inang sangat luarbiasa mengikuti kegiatan demo pembuatan masker ini. Antar kelompok sambil berlomba dan bercanda berusaha menghasilkan jahitan masker yang terbaik.
Akhirnya sebagai penutup pelaksanaan kegiatan pengabdian para team pelakasana melakukan foto bersama sebagai symbol terjalinnya kerjasama pengabdian antara LPPM USU dan kelompok inang-inang sebagai perwakilan masyarakat dan penerima manfaat pengabdian.(red)
Komentar