Medan-BP: Siapa yang tidak kenal dengan sosok H.Masrizal Mandai, SE. Urang awak yang satu ini. Pasalnya, Masrizal, terbilang sukses dan berhasil dalam menggeluti usahanya di Kota Medan serta berhasil memiliki beberapa buah toko Aksesoris perhiasan wanita di Pusat Pasar Medan dan di Jalan Cirebon Medan.
Betapa tidak, keberhasilan, Masrizal ini, tidak serta merat alias sim salabim, seperti membalikkan telapak tangan karena pengaruh warisan dan kekayaan orangtua. Tetapi, keberhasilan diperoleh dengan modal nol dan kerja keras serta cucuran keringat di dahi serta jatuh bangun dalam menekuni pekerjaan yang dia lakoni itu.
Mengawali perbincangan santai dengan harianbatakpos.com di Medan, Rabu (25/11/2020) siang, Masrizal yang terkenal ramah dan enak diajak bicara itu, mengawali perantauan dan mulai masuk ke Kota Medan Tahun 1986 dengan membawa uang Rp40.000 dan menetap di rumah salah seorang familinya.
Uang itu, dipergunakan untuk berjualan Kaki-5 di Pasar Sambu dan Pasar Sukaramai. Usaha itu, belum membuahkan hasil dan tinggal Rp20.000, dilanjutkan dengan menjual rokok secara eceran yang kala itu sebungkus rokok harganya Rp400/bungkus. Masrizal yang berpostur, tinggi dan tegap itu, juga sempat berjualan asesoris di Samping bioskop Cathay dan belum juga memperoleh keberuntungan dan nyaris tertipu oleh praktek Tabib Gombang Jaya yang kala itu sangat populer di seputaran Terminal Sambu Medan.
Karena belum memperoleh hoki dalam perniagaan itu di Kota Medan, pada tahun 1987 Masrizal, berniat mengadu nasib berjualan Kaki Lima di Kota tujuan Pariaman Sumatra Barat. Ini, juga tidak membuahkan hasil dan kembali lagi ke Medan pada tahun 1990 dan kembali berjualan aksesoris di Pasar Sukaramai persis samping Pos Polisi.
Untuk pengembangan usaha aksesoris itu, Masrizal juga memasarkan aksesoris hingga ke Aceh, seperti daerah Kuala Simpang, Peureulak, Lhoksukun dan beberapa daerah lainnya. Usaha itu, terbilang lumayan. Tetapi tahun 2001, terjadi konflik di Aceh dan terpaksa kembali berusaha di Pusat Pasar Medan dengan pasaran daerah seputaran Aceh.
Pada saat itu, usahanya dibilang mulai naik daun, tetapi pada tahun 2003 terjadi peristiwa Tsuname yang melululuh lantakkan perekonomian dan banyak korban jiwa sehingga berimbas kepada usahanya tersebut.
Pada tahun 2004, Masrizal yang sebelumnya fokus ke daerah Aceh, putar arah memasarkan dagangannya ke daerah Siantar sekitarnya. Namun, hal ini berujung kegagalan lagi dan sempat merasa galau. Tahun 1998, lagi-lagi Masrizal, mencoba keberuntungan dengan menekuni jual emas di Binjai selama 1 tahun, tetapi, usaha ini, juga memperoleh kegagalan.

H.Masrizal Mandai pakai kemeja hitam (tengah) saat berada di Pusat Pasar Medan. BP/Erwan Sikumbang
Dalam masa kegalauan itu, salah seorang temannya, pada tahun 2010, mengajak menjadi penggali tambang dengan masuk ke luar lubang mencari emas di daerah Penyabungan Tapanuli Selatan dan dilanjutkan mencari emas ke Payakumbuh. Usaha penggalian itu, juga tidak bertahan lama karena kadar emas yang didapat tidak laku di pasarkan karena berkadaran emas rendah.
Masrizal yang pekerja keras dan tidak gampang menyerah itu, pada sekitar tahun 2011-2012, kembali balik dan menetap di Kota Medan dan mencoba peruntungan berusaha kembali di Pusat Pasar Medan dengan menjualan aksesoris perlengkapan kecantikan wanita.
Usaha yang ditekuninya menjual aksesoris itu, rupanya suatu pilihan yang tepat dan mengalami perkembangan dan kemajuan pesat sehingga bisa membeli beberapa toko di Pusat Pasar Medan dan salah satunya di Kawasan Jalan Cirebon Hotel Novotel dengan nama Surya Mas Aksesoris.
Keberhasilan yang digapai Masrizal suami tercinta dari Martini Tanjung itu, tidak lain karena sosok pekerja keras dan ramah kepada siapapun termasuk kepada konsumen dan langganan yang datang membeli berbagai keperluan aksesoris kepadanya sehingga usahanya terus berkembang pesat.
Masrizal yang memiliki 4 putra-putri dari hasil perkawinannya dengan isterinya tercinta Martini Tanjung, selain disibuki dengan usaha aksesorisnya di Medan dan di Siantar dan beberapa Kota Besar lainnya itu, telah mempunyai relasi dan pergaulan yang luas termasuk diorganisasi kemasyarakatan.
Pada saat ini, selain mengelola usaha aksesoris dan penjualan masker yang berbagai macam corak sesuai standart protokol kesehatan (prokes), Masrizal yang menyelesaikan sekolah SMA di Kota Medan dan memperoleh gelar sarjana di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Medan, dalam bidang organisasi kemasyarakatan dipercayakan menjadi Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APSSINDO) Kota Medan dan Ketua Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Medan.
Menyinggung pengalaman dan suka duka yang jatuh bangun dalam menekuni usahanya itu, Masrizal mengatakan, mempunyai pengalaman hidup yang berharga. Artinya, dalam menekuni usaha harus tekun dan bekerja keras.
Setiap menghadapi kesulitan, kita tidak boleh gampang menyerah dan berusaha, terus dan terus bekerja menghadapi bagaimanapun situasi itu. Kalau kita, menghadapi rintangan terus mengeluh dan menyerah hal ini akan menjatuhkan semangat kita sendiri. Yang penting, kita harus menekuni usaha sesuai dengan disiplin ilmu yang kita kuasai, kata Masrfizal menutup pembicaraan. (Erwan Sikumbang)
Komentar