Uncategorized
Beranda » Berita » Pemanfaatan Teknologi Upaya Kurangi Resiko Gagal Panen Cabai Merah di Simalungun

Pemanfaatan Teknologi Upaya Kurangi Resiko Gagal Panen Cabai Merah di Simalungun


Pendahuluan

Desa Ujung Bawang merupakan salah satu desa sentra tanaman cabai, berhubung potensi agroklimatnya yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman. Namun, selama beberapa tahun belakangan Desa ini mengalami kemarau yang berkepanjangan.

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Rico Waas: Bersinergi Bangun Masyarakat Beradab

Hal ini menjadi masalah besar bagi petani cabai yang hanya mengandalkan air hujan untuk pengairan, sehingga terjadi  gagal panen cabai. Petani juga kesulitan memperoleh pupuk subsidi dari pemerintah karena terbatasnya persediaan, dan di pasaran pupuk langka serta harganya mahal. Melalui program kemitraan dengan petani, telah dilakukan penerapan teknologi dengan metode irigasi tetes dari sumber mata air yang berada dekat lahan petani kemudian mengalirkannya ke lahan dengan  sistem kontrol.

Selanjutnya dilakukan pelatihan pengolahan limbah kulit ceri kopi menjadi  kompos. Kegiatan ini memberikan dampak positif kepada petani mitra, yaitu: petani tidak kesulitan lagi untuk mengairi tanamannya; petani tidak tergantung pada pupuk subsidi maupun  pupuk yang dibeli dari luar; dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang pengolahan limbah menjadi kompos. Kompos yang dihasilkan memenuhi beberapa kriteria SNI 19-7030- 2004.

Penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi memberikan penurunan biaya  produksi sebesar 39,05% dan peningkatan pendapatan sebesar 12,4% dari petani yang belum memanfaatkan teknologi. Walaupun produksi yang diperoleh lebih rendah dari petani yang belum memanfaatkan teknologi (2,93%), hal ini disebabkan lahan baru pertama sekali ditanam cabai.

Desa Ujung Bawang yang terletak di Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun merupakan salah satu sentra tanaman cabai merah. Pada Desa Ujung Bawang ini belum ada irigasi disebabkan topografi tanah yang tidak datar tapi topografi tanah miring, dengan ketinggian tempat 1000-1350 m dpl. Sumber air untuk  mengairi lahan hanya berasal dari air hujan, sehingga apabila terjadi musim kemarau panjang, maka banyak tanaman yang  dibudidayakan petani mengalami kematian dan gagal panen, sehingga berdampak terhadap pendapatan petani. Seperti yang terjadi pada bulan Juni hingga awal Agustus  2018 kemarau panjang, hujan tidak turun selama lebih dua bulan, menyebabkan sebagian besar petani cabai mengalami gagal  panen dan berdampak pada tingginya harga  cabai.

Menteri, Gubsu dan BI Sumut Bersinergi Bahas Kembalikan Kartu Hijau Toba Caldera

Produksi cabai merah di Kecamatan Dolok Silau, Kabupaten  Simalungun adalah sebesar 1.208 ton untuk  luasan penanaman cabai sebesar 83 ha [1]. Produksi cabai merah di Kecamatan Dolok Silau ini adalah 14,5 ton/ha masih dibawah  produksi nasional yang mencapai 20 ton/ha.  Produksi cabai di Desa Ujung Bawang kurang lebih 400 gram/tanaman yang  seharusnya mencapai 1 kg/tanaman. Hasil kajian perbaikan teknologi menunjukkan capaian produksi cabai merah dapat mencapai 20 ton/ha [2]. Beberapa faktor  penyebab rendahnya produksi tanaman cabai  yaitu : tanaman kekurangan air pada musim  kemarau, penggunaan bahan agrokimia yang  tinggi untuk pupuk dan pestisida, tidak  tersedianya bibit yang berkualitas di tingkat petani dan tingkat serangan hama dan  penyakit yang cukup tinggi.

Dampak yang  ditimbulkan kuantitas dan kualitas sayuran rendah/kurang sehat, biaya produksi tinggi,  resiko gagal panen cukup tinggi. Petani di Desa Ujung Bawang sangat tergantung kepada pupuk subsidi dari Pemerintah, namun karena jumlahnya terbatas maka petani membeli pupuk di toko-  toko pertanian. Ketergantungan petani pada  pupuk kimia, menyebabkan harga pupuk  dipasaran menjadi mahal dan ketersediaannya tidak selalu ada saat diperlukan petani. Keadaan ini menyebabkan  petani tidak memupuk tanamannya.  Cabai (Capsicum annum L.)  merupakan komoditi hortikultura penting.

Laman: 1 2 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *