Medan-BP: Selain akibat pendangkalan dan penyempitan sungai, buruknya sistem drainase turut menjadi pemicu terjadinya banjir di Kota Medan. Pembenahan drainase yang dilakukan harus jelas dan terukur. Artinya, perbaikan drainase harus diawali dengan perencanaan teknis yang baik. Setelah itu barulah diikuti dengan pembangunan fisik.
“Air jadinya seperti galau karena nggak bisa kemana-mana. Untuk itu saya minta tahun ini, pegerjaan drainase harus dievaluasi dengan sebaik-baiknya. Lakukan lebih dulu kajian dan perencanaan teknis dengan sebaik mungkin. Setelah itu, barulah dikerjakan sehingga hasilnya lebih maksimal. Dengan demikian drainase yang dibangun nantinya minimal dapat mengurangi luas wilayah yang tergenang air. Atau pun waktu surutnya semakin cepat,” kata Bobby Nasution, kemarin.
Menyahuti hal itu, Kadis PU Kota Medan Zulfansyah Ali Saputra siap menindaklanjuti apa yang diinginkan Bobby Nasution guna mengatasi masalah banjir di Kota Medan, termasuk menghilangkan 500 titik genangan air yang terjadi setiap kali hujan deras turun. Diungkapkan Zulfansyah, normalisasi drainase sepanjang 281 km yang telah dilakukan diantaranya Parit Sulang Saling dan drainase Jalan Jahe. Normalisasi yang diilakukan itu, jelasnya, berhasil mengatasi 50 titik genangan air.
Sisa 450 titik genangan air lagi, terang Zulfansyah, juga akan akan dituntaskan dengan melakukan normalisasi secara bertahap. Sebab, persoalan genangan yang terjadi tidak semuanya murni akibat buruknya drainase yang ada, tapi juga disebabkan pendangkalan sungai. Untuk itu, imbuhnya, Dinas PU akan bekerja secara simultan, berintegrasi dan bersinergi.
“Sebagai contoh, jika hendak menuntaskan banjir di kawasan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) Jalan Dr Mansyur Medan,maka Sungai Babura harus dinormalisasi terlebih dahulu. Untuk melakukan normalisasi, tentunya harus berkolaborasi dengan BWSS II. Alhamdulillah, BWSS II sudah menyetujui untuk menormalisasi tiga sungai yakni Sungai Babura, Deli dan Bedera,” terangnya.
Apabila koordinasi dan kerjasama dengan pihak BWSS II berjalan dengan baik dan pengerjaan normalisasi sungai selesai, Zulfansyah optimis 450 titik genangan air akan tuntas dalam waktu sekitar 2 sampai 3 tahun. Selain itu untuk mendukung percepatan penanganan banjir yang masuk dalam program prioritas Wali Kota, jelas Zulfansyah, Dinas PU juga akan melakukan upgranding dimensi seperti yang diinginkan Wali kota.
Diungkapkan Zulfansyah, upgrading dimensi dilakukan tahun ini dan prosesnya kini telah memasuki tahap lelang. Diperkirakannya, bulan depan (Juli) pengerjaan upgrading dimensi sudah dimulai pengerjaannya. Ada 59 titik drainase yang akan di-upgrading dimensi, diantaranya Jalan Prof HM. Yamin dan Jalan Thamrin.
Menurut Zulfansyah, upgrading dimensi dilakukan untuk menambah ukuran volume drainase. Sebab, drainase yang ada saat ini tidak mampu lagi menampung debit air dari saluran rumah tangga semakin banyak menyusul bertambah banyaknya jumlah penduduk. Kemudian diikuti banyaknya penutupan permukaan tanah sehingga menyebabkan serapan air ke dalam tanah juga berkurang.
“Mengatasinya, drainase yang ada harus di-upgrading dimensi. Contohnya, drainase yang ada sebelumnya berukuran 60 x 40 cm akan di-upgrading menjadi 1 meter. Kemudian diikuti dengan sistem u –ditch sehingga lahan yan ada di atas drainase atau parit bisa dimanfaatkan,” paparnya.
Sedangkan drainase yang tidak bisa di-upgrading dimensi, Zulfansyah mengatakan, solusi mengatasinya dengan melakukan pemeliharaan serta perbaikan alur dan normalisasi guna mengembalikan kapasitas drainase sehingga mampu menampung debit air dan menyalurkannya ke lokasi pembuangan.
“Kita ketahui bersama, Bapak Wali Kota saat sedang gencar gencar membenahi infrastruktur karena perbaikan infrastruktur merupakan salah satu program prioritasnya. Kita harapkan anggaran untuk infrastruktur naik. Dengan demikian semakin banyak drainase di Kota Medan yang kita upgrading,” harapnya. (BP/EI)
Komentar