Nasional Politik
Beranda » Berita » Soal Tuduhan “Antek Asing” ini Pernyataan Lengkap Jokowi

Soal Tuduhan “Antek Asing” ini Pernyataan Lengkap Jokowi

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian pembukaan Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) di gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8)

JAKARTA-BP: Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan dalam acara peresmian pembukaan Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) di gedung Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8).

Di depan para ulama Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan rasa kekecewaannya atas tuduhan ‘antek asing’. Tuduhan tersebut menurut Jokowi tidak berdasar.

Jokowi justru mengungkapkan pemerintah telah merebut kembali beberapa aset yang sebelumnya dikuasai asing. Tak hanya itu, Jokowi juga menjelaskan mengenai ekspansi tenaga kerja China di Indonesia.

Mentan Temukan Pupuk Palsu Rugikan Petani Rp3,2 Triliun

Berikut pernyataan lengkap Presiden Jokowi di sela Acara Peresmian Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018, Rabu (8/8/2018).

“Kemudian yang berkaitan dengan antek asing, antek asing, Jokowi itu antek asing. Ini mumpung pas ketemu saya jawab sekalian. Ini baru saya pertama saya jawab seperti itu. Mumpung banyak ulama dan kader-kader ulama. Antek asing. Bagaimana antek asing?

Yang namanya Blok Mahakam, yang dulu dimiliki oleh Prancis dan Jepang, 100% sekarang kita berikan pada Pertamina. Kita ambil, kita berikan pada Pertamina. Blok Rokan, dulu dikelola oleh Chevron, Amerika, sudah, sekarang diambil oleh Pertamina 100% juga.

Freeport. Wah ini freeport ini memang sulit banget. 40 tahun kita hanya diberi 9,3%. 9,3% dan kita semuanya diam saja, enggak ada yang bersuara. Diam 9,3%. Saya negosiasi, Menteri-menteri 3,5 tahun. Alot sekali. Jangan dipikir negosiasi seperti itu mudah. Sangat alot sekali. Untuk minta saya sampaikan. Jangan mundur, minta mayoritas, 51%. Saya udah sampaikan, jangan mundur. Dinego 30%, Tidak, 51%, mayoritas.

Mensesneg Klarifikasi Isu Penugasan Wapres Gibran untuk Pembangunan Papua

Sudah tanda tangan yang namanya HoA, [head of agreement] kesepakatan. Kok malah suaranya kok, jelek semua. Saya enggak ngerti gimana kita ini semuanya. 40 tahun 9 % pada diam. Begitu ada kesepakatan HoA, 51% tidak didukung penuh! Mestinya seluruh rakyat mendukung penuh agar itu betul-betul nanti bisa dikelola oleh bangsa ini. Begitu dibilang antek asing.

Urusan tenaga kerja asing juga dijadikan isu. Katanya ada 10 juta tenaga kerja asing dari China masuk ke Indonesia. Padahal yang ada adalah kira-kira 23.000, iya. Kalo saya blak-blakan. 23.000 ya. Tenaga kerja mereka, ada di sini. Tapi enggak kerja terus menerus juga, enggak. Masang turbin. Saya cek kok. Mereka masang turbin, masang smelter, yang kita memang belum siap untuk melakukan itu.

Sehingga mereka harus di sini 4 bulan 6 bulan masang ini. 23.000. Tapi orang kita yang kerja di Tiongkok, 80.000. Orang kita yang kerja di Malaysia, 1,2 juta. Malaysia diam saja. Itu yang legal 1,2 juta. Yang ilegal mungkin 2 juta. Saya kemarin ketemu Tun Mahathir Mohamad [Perdana Menteri Malaysia]. Presiden Jokowi, ini banyak tenaga kerja ilegal Indonesia di Malaysia. Seperti apa ya.

Saya ngomong apa adanya. Ya itulah yang terjadi bertahun-tahun. Dan saya minta kepada Tun Mahathir ada perlindungan, ada proteksi, ada legalisasi, sehingga semuanya jadi gamblang. Sebetulnya tenaga kerja kita yang ada di Malaysia berapa? Biar jelas. Malaysia enggak ribut. Tenaga kerja kita yang di Arab Saudi. Katanya 500.000 yang legal. Yang ilegal enggak ngerti saya. Lebih dari itu pasti.

Coba dilihat. Tenaga kerja asing yang ada di Indonesia dibanding penduduk itu hanya 0,3%. 1% saja enggak ada. Ini sekarang harus angka-angka yang kita sampaikan. Jangan nanti isunya ke mana-mana.

Bandingkan coba tenaga kerja asing di Uni Emirat Arab, 80% itu tenaga kerja asing semuanya. Dan mereka senang-senang aja enggak ada masalah. Di Arab Saudi 33% itu adalah Tenaga Kerja Asing. Kita 1% saja enggak ada.

Kenapa investasi kita datangkan? Untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, untuk rakyat, bukan yang lain-lain. Ini saya baru buka-bukaan juga baru pagi ini, mumpung bertemu. Jadi jangan sampai fitnah-fintah seperti itu berkembang. Saya kira enggak baik untuk negara ini”

Sumber: Cnbc Indonesia (ES)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *