Medan-BP: Pembawaan gubernur Edy Rahmayadi memang agak keras dan terkesan kasar, namun bisa dipastikan kulit luar saja, pada akhirnya beliau mengayomi dan merangkul, ujar kader partai Demokrat Julwanri Munthe.
Ketua Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Pakpak Bharat tersebut soroti soal penilaian awal. “Penilain awal atau preferensi kita memang harus kita sesuaikan, mau gimana lagi latar belakang militer, eks Pangkostrad. Yang bahaya kalau memang dasarnya sejak awal kita tidak suka, itu beda cerita, dasar gak sor itu bahaya”.
Mantan aktivis yang pernah secara langsung berhadapan dengan mantan Panglima Kodam Bukit Barisan tersebut menilai tidak ada maksud tidak baik gubernur Edy.
“Bukan membenarkan, memang jenis bahasa di militer selain bahasa lisan, ada bahasa tangan atau kaki bahkan, namun saya melihat menjewer itu tidak diantara itu, untuk sekelas jenderal itu bahasa kasih sayang,” ucapnya.
Sebab katanya, bahasa tangan dan kaki saya sudah mengkonfirmasi itu memang ada, rahang saya pernah bergeser dibuat anggotanya saat kita pernah demo Makodam, sekali lagi Jeweran itu bukan diantara bahasa yang saya sebut diatas, namun bahasa kasih sayang sebagai satu kesatuan, sebagai satu tim untuk memajukan olahraga Sumatera Utara.
Soal pembawaanya, nada suara dan lain-lainnya kita maklumi, apalagi sudah diakui secara terbuka untuk senyumpun beliau susah.
“Positif saja, mungkin bang Edy ingin memelihara semangat para pelatih sampai PON Sumut 2024 dan setiap undangan harus antusias untuk gerakan bersama dengan tidak luput satu orang pun, jelas bukan soal gila hormat yang banyak dalam pemberitaan,” tutup alumni Ilmu Politik USU tersebut. (BP/red)
Komentar