World Economic Forum (WEF) baru-baru ini merilis laporan terbaru dari Global Risks Perception Survey (GRPS) 2024, yang memberikan gambaran mendalam mengenai ancaman yang dihadapi dunia dalam beberapa tahun mendatang. Hasil survei ini menunjukkan bahwa kondisi global ke depannya belum dapat dipastikan akan baik-baik saja, dengan berbagai ancaman yang muncul dari berbagai sektor.
Dalam laporan tersebut, WEF menyoroti ancaman yang datang dari berbagai bidang, termasuk ekonomi, sosial, geopolitik, dan teknologi. Ancaman-ancaman ini menyoroti kompleksitas tantangan yang dihadapi dunia saat ini, memerlukan perhatian serius dan langkah-langkah antisipatif untuk mencegah dampak yang merugikan.
Salah satu fokus utama dari GRPS 2024 adalah ancaman terhadap perekonomian global. Menurut laporan tersebut, terdapat beberapa ancaman besar yang dihadapi dunia pada tahun ini. Pertama, ketidakpastian ekonomi global yang terus-menerus dapat menjadi pemicu ketidakstabilan dan kekhawatiran di pasar keuangan internasional.
Selain itu, dampak pandemi COVID-19 yang masih berlanjut menjadi salah satu faktor risiko signifikan dalam konteks ekonomi. Meskipun upaya vaksinasi telah dilakukan di seluruh dunia, tantangan seperti varian baru virus dan ketidakpastian terkait dengan pemulihan ekonomi tetap menjadi perhatian utama.
Tidak hanya itu, laporan GRPS juga menyoroti risiko-risiko lain seperti konflik perdagangan antarnegara, ketidaksetaraan ekonomi, dan potensi krisis keuangan global. Semua ini menekankan perlunya kerja sama internasional dan langkah-langkah preventif untuk mengurangi dampak buruk yang mungkin terjadi di masa depan.
Hasil dari Global Risks Perception Survey (GRPS) 2024, yang dirilis pada Jumat (12/1/2024), memaparkan ancaman-ancaman kritis yang dihadapi dunia, dengan penurunan ekonomi menjadi perhatian utama. Risiko ini mencapai tingkat tertinggi, yakni 33%, menandai kekhawatiran mendalam terkait stabilitas ekonomi global.
Ancaman kedua yang terpapar dalam laporan adalah gangguan rantai pasok untuk barang dan sumber daya penting. Gangguan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi ketersediaan barang, tingkat harga, dan berpotensi menyebabkan inflasi negara. Responden survei menunjukkan bahwa 25% dari mereka mengidentifikasi isu ini sebagai ancaman ekonomi utama.
Ancaman ketiga dan keempat terkait dengan rantai pasok makanan dan energi yang terganggu. Laporan GRPS menyoroti dampak buruk yang mungkin terjadi akibat ketidakstabilan dalam rantai pasok makanan dan energi. Sebanyak 18% responden memandang masalah rantai pasok makanan sebagai risiko yang signifikan, sementara 14% mengkhawatirkan ketidakstabilan dalam rantai pasok energi.
Menariknya, laporan tersebut mencatat bahwa risiko teratas pada tahun 2023, yaitu rantai pasokan yang terganggu untuk makanan (18%) dan rantai pasokan yang terganggu untuk energi (14%), mendapat perhatian kurang dari seperlima responden pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan pergeseran fokus dan kekhawatiran terhadap ancaman-ancaman baru yang muncul.
Laporan GRPS juga mengingatkan bahwa krisis-krisis ini terjadi dalam konteks ketidakpastian iklim dunia. Fenomena iklim seperti El Nino yang masih akan berlangsung tahun ini diidentifikasi sebagai faktor tambahan yang dapat memperburuk situasi global. Ini menandakan perlunya tindakan tanggap terhadap tantangan iklim, baik dalam mengatasi risiko ekonomi maupun dalam melindungi ketahanan pangan dan energi global.
Komentar