Sejarah
Beranda » Berita » Daftar Bangunan Peninggalan Sejarah di Indonesia

Daftar Bangunan Peninggalan Sejarah di Indonesia

Indonesia sebagai negeri yang kaya akan budaya dan sejarah, menyimpan banyak peninggalan bersejarah yang mencerminkan keagungan peradaban masa lampau. Bangunan-bangunan peninggalan sejarah ini bukan hanya benda mati, melainkan saksi bisu perjalanan panjang Indonesia sebagai sebuah bangsa yang majemuk dan beraneka ragam.

Tempat bersejarah adalah sebuah bangunan, kawasan, atau situs yang menjadi tempat terjadinya sebuah peristiwa sejarah di masa lampau. Mengunjungi tempat bersejarah di Indonesia dapat menjadi cara untuk mempelajari peristiwa di masa lalu, atau menikmati keunikan yang ada di lokasi tersebut.

Candi Borobudur

Mengungkap Fakta Tersembunyi di Balik Hari Kemerdekaan Indonesia

Candi Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia yang menjadi peninggalan besar dari masa kejayaan Mataram Kuno. Dibangun pada abad ke-9 Masehi, candi ini menunjukkan kecakapan arsitektur dan seni rupa yang luar biasa. Relief-relief di dindingnya menceritakan kisah kehidupan Buddha, menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah dan refleksi spiritual yang hingga kini menarik wisatawan dari seluruh dunia.

Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Menyatu dengan keindahan alam Yogyakarta, Candi Prambanan menggambarkan kemegahan kerajaan Mataram Kuno dan memperlihatkan hubungan budaya Hindu-Buddha pada masa itu. Struktur arsitektur yang indah dan relief-relief epik menjadikan Candi Prambanan sebagai situs bersejarah yang tak ternilai.

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto

Sejarah dan Keistimewaan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto di Sumatera Barat merupakan tambang batu bara pertama di Indonesia sekaligus situs tambang batu bara tertua di Asia Tenggara. UNESCO menetapkan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Budaya Dunia pada 2019.

Keberadaan tambang batu bara Ombilin ditemukan pertama kali oleh seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda, Willem Hendrik De Greve pada 1867. Penemuan ini kemudian dituangkan dalam sebuah laporan ke Batavia berjudul “Het Ombilin-kolenveld in de Padangsche Bovenlanden en het transportstelsel op Sumatra Westkust” yang disusun pada 1871.

Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta atau Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah istana kerajaan yang masih dihuni hingga saat ini. Dibangun pada tahun 1755, keraton ini adalah tempat tinggal Sultan Yogyakarta dan merupakan pusat kebudayaan dan tradisi Jawa. Keberadaan Keraton Yogyakarta menggambarkan kearifan lokal dalam mempertahankan warisan sejarah dan budaya.

Sumbu Filosofi Yogyakarta

Masih di Yogyakarta, ada Sumbu Filosofi Yogyakarta yang terkenal. Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah konsep tata ruang yang dicetuskan pertama kali oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada abad ke-18. Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta di bagian tengah, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak adalah saksi bisu sejarah kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Dibangun pada abad ke-18, benteng ini memiliki arsitektur yang kuat dan menjadi saksi perlawanan melawan kolonialisme. Benteng Kuto Besak kini menjadi museum yang menyimpan koleksi-koleksi bersejarah, memperkenalkan pengunjung pada perjalanan panjang Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Lawang Sewu

Meskipun lebih terkenal sebagai bangunan bersejarah kolonial Belanda, Lawang Sewu juga mencerminkan peran penting Semarang pada masa lalu. Dibangun pada awal abad ke-20, bangunan ini awalnya digunakan sebagai kantor administratif Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda. Kini, Lawang Sewu menjadi simbol sejarah Semarang dan menjadi daya tarik wisata yang menarik.

Bangunan-bangunan peninggalan sejarah di Indonesia bukan hanya sebagai tempat wisata, melainkan juga sebagai jendela ke masa lalu yang membantu kita memahami dan menghargai perjalanan sejarah dan budaya bangsa. Dengan menjaga dan melestarikan bangunan-bangunan ini, kita dapat memastikan bahwa kekayaan warisan nenek moyang tetap diteruskan kepada generasi-generasi yang akan datang.

Sumber: kompas.com, ruparupa.com, jateng.inews.id

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *