Peninggalan Indonesia di Luar Negeri yang Bernilai Sejarah Tinggi
Indonesia dengan sejarah dan kekayaan budayanya yang luar biasa, memiliki banyak peninggalan berharga yang tersebar di luar negeri. Objek-objek ini tidak hanya menyimpan nilai sejarah dan seni, tetapi juga menjadi saksi bisu dari perjalanan panjang dan beragamnya peradaban Indonesia.
Prasasti peninggalan kerajaan masa lampau itu dibawa ke luar negeri sebelum Indonesia merdeka. Barang-barang itu ada yang berada di tangan kolektor, ada juga yang ada di museum negara lain. Dari artefak sejarah hingga seni rupa, berikut adalah beberapa peninggalan Indonesia yang berada dan tersimpan di luar negeri.
Perisai Aceh
Perisai bulat berdiameter 27,7 cm ini diperkirakan berasal dari Aceh pada Abad ke-19. Perisai ini terbuat dari rotan dan dilapisi kain katun hitam (bagian depan) dan merah (bagian belakang). Bagian depan perisai dihiasi dengan bintang-bintang logam.
Perisai ini (dengan barang-barang lainnya) merupakan hadiah Vojta Náprstek dari Pavel Durdík seorang praktisi medis Republik Ceko yang bekerja untuk tentara kolonial Belanda. Saat ini diperkirakan masih ada di museum di Republik Ceko.
Prasasti Sangsang
Prasasti Sangsang terbuat dari lempengan tembaga menggunakan aksara dan bahasa Jawa kuno (Jawa Kami/Jawi) . Sejak zaman kolonial, prasasti ini dibawa ke Belanda dan sampai saat ini masih terpelihara dengan baik di Instituut voor de Tropen, Amsterdam, dengan nomor inventaris 1/958.
Isi pokok prasasti adalah tentang sebuah kuti, bangunan suci agama Buddha di Hujung Galuh yang termasuk wilayah kekuasaan Lamwa. Oleh Samgat Lamwa pu Layang, kuti itu diperbarui dan diperbesar dengan menambahkan sebuah wihara.
Keris Madura
Keris dari Abad ke-18 ini berasal dari Madura dengan ukuran ganja (dudukan keris yang terletak pada pangkal bilah) 8,9 cm; keris 47 cm; bilah 35 cm; dan selubung: 40,4 cm. Yang luar biasa dari keris ini adalah sejarahnya, seperti yang di uraikan dalam keterangan Museum of Ethnology (Volkerkundemuseum), Wina, Austria.
Keris ini didapatkan dari Emperor Maximilian von Mexico pada tahun 1868, baru kemudian berpindah ke Eropa. Maximilian von Mexico atau Maximilian I adalah seorang archduke Austria yang memerintah dari 10 April 1864 hingga 19 Juni 1867. Ini merupakan suatu bukti sejarah bahwa benda artefak karya bangsa Indonesia diminati oleh seluruh dunia sejak dahulu kala.
Masih banyak peninggalan Indonesia yang ada di luar negeri. Sebagai generasi muda, pemahaman mengenai pelestarian peninggalan masa lalu Indonesia harus dijaga dengan baik. Dengan makin sadarnya generasi muda tentang pentingnya peninggalan masa lalu, kemungkinan adanya perpindahan peninggalan Indonesia ke luar negeri di masa kini bisa diminimalisir.
Komentar