Ina Primiana, Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) industri manufaktur dapat mencapai 5,4 persen hingga 5,6 persen pada tahun 2024.
Dalam diskusi Outlook Ekonomi Sektor-sektor Strategis 2024 di Jakarta, Ina menyatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan tersebut, perlu dilakukan empat upaya penting secara konsisten. Pertama, meningkatkan belanja pemerintah pada produk dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kedua, memperluas dan mempercepat hilirisasi pada komoditas lain, seperti perkebunan, pertanian, dan perikanan.
Upaya ketiga adalah menjaga industri yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB, ekspor, investasi, atau membuka lapangan kerja. Terakhir, mendorong investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada sektor sekunder dengan memudahkan perizinan, pajak, dan infrastruktur.
Dalam konteks ini, Ina juga menyoroti pergeseran rasio ekspor hilir dan ekspor bahan mentah akibat program hilirisasi. Program ini menyebabkan ekspor meningkat dengan produk bernilai tambah. Contohnya, pada sektor nikel, ekspor hilir mencapai 99 persen, sementara ekspor bahan mentah hanya 1 persen.
Pada industri kelapa sawit, 89 persen ekspor merupakan produk hilir, sedangkan 11 persen ekspor adalah bahan mentah. Di sektor rumput laut, ekspor hilir masih 33 persen dan ekspor bahan mentah mencapai 67 persen.
Dalam APBN 2024, belanja barang dan belanja modal dianggarkan sebesar Rp655 triliun, dan bagian dari anggaran yang belum dibelanjakan sekitar Rp82,55 triliun dapat dioptimalkan sebagai peluang pasar produk dalam negeri.
Sementara sektor industri pengolahan, yang tumbuh sebesar 5,20 persen pada triwulan III-2023 menurut Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Komentar