Data ekonomi China secara keseluruhan lebih baik dari perkiraan untuk sebagian besar bulan sejak Agustus. Zhu Haibin, kepala ekonom China di J.P. Morgan, menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang lebih aktif dan tertarget telah membantu menstabilkan pertumbuhan ekonomi.
Produk Domestik Bruto (PDB) China tumbuh 5,2 persen secara tahunan ke level tertinggi baru yaitu 126,06 triliun yuan (sekitar Rp277,8 kuadriliun) tahun lalu, melampaui target tahunan pemerintah sekitar 5 persen, dan kenaikan sebesar 3 persen pada 2022.
Analis UBS Wang Tao mengatakan bahwa pada kuartal keempat 2023, pertumbuhan tahunan dari indikator-indikator utama seperti penjualan retail, ekspor, dan output industri, seluruhnya meningkat, sementara PDB sedikit melebihi ekspektasi.
Xiong Yi, kepala ekonom China di Deutsche Bank, menyatakan bahwa daya saing industri manufaktur China di pasar global terus meningkat, dan ekspor gabungan dari trio produk padat teknologi ramah lingkungan baru menembus angka 1 triliun yuan untuk pertama kalinya, memberikan momentum baru bagi pertumbuhan ekonomi.
Total nilai ekspor trio produk padat teknologi ramah lingkungan baru China–baterai surya, baterai lithium-ion, dan kendaraan listrik–melonjak 29,9 persen menjadi 1,06 triliun yuan pada 2023.
Para ekonom mengatakan bahwa kondisi menguntungkan yang mendukung pembangunan berkualitas tinggi ekonomi China telah terakumulasi, dan momentum pemulihan ekonomi yang baik akan terus diperkuat.
Konsumsi akan terus menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada 2024, kata Zhu. Dia menambahkan bahwa tingkat tabungan rumah tangga diperkirakan akan turun ke level pra-COVID-19, yang akan menambah 1 poin persentase pada pertumbuhan konsumsi riil.
Jason Liu, Kepala Kantor Investasi Asia-Pasifik Deutsche Bank Private Bank, meyakini bahwa pemulihan telah terlihat dalam hal ketenagakerjaan di sejumlah industri utama, khususnya yang berkaitan dengan teknologi tinggi, yang diperkirakan akan mendorong pemulihan keyakinan konsumen pada 2024.
Kemajuan China dalam inovasi teknologi dan peningkatan industri mempercepat ledakan peluang kerja di sektor-sektor yang sedang berkembang seperti manufaktur pintar, kecerdasan buatan (AI), dan mahadata (big data), menyoroti perkembangan pesat permintaan untuk tenaga profesional teknologi tinggi yang terampil di negara tersebut.


Komentar