Kota Medan menjadi salah satu pusat ekonomi dan perdagangan di Sumatera Utara. Terdapat berbagai bersejarah yang bersumber dari masa penjajahan Belanda yang masih berdiri hingga kini di Medan.
Seiring dengan perkembangan zaman, bangunan-bangunan ini masih tegak berdiri dan menjadi saksi bisu dari masa lalu. Berikut adalah beberapa peninggalan Belanda yang memberikan warna dan kekayaan sejarah di kota Medan.
Tjong A Fie Mansion
Tjong A Fie Mansion adalah rumah besar yang dulunya dimiliki oleh seorang pedagang sukses Tionghoa yang menjadi tokoh penting di Medan pada awal abad ke-20. Meskipun pemiliknya bukan orang Belanda, rumah ini mencerminkan gaya arsitektur kolonial Belanda dengan elemen-elemen seperti lantai kayu, pintu-pintu besar, dan veranda terbuka. Kini, rumah ini dijadikan museum yang menyajikan sejarah keluarga Tjong A Fie dan perkembangan Kota Medan.
Kantor Pos Lama Medan
Kantor Pos Lama Medan adalah bangunan peninggalan Belanda yang terletak di Jalan Ahmad Yani. Dibangun pada tahun 1911, bangunan ini memiliki desain arsitektur khas Belanda dengan ornamen-ornamen artistik. Meskipun fungsinya telah berubah seiring waktu, keberadaan Kantor Pos Lama Medan tetap memancarkan aura sejarah dan nilai arsitektur yang tinggi.
Warenhuis
Meski bangunan tua, gedung ini memiliki kemegahan tersendiri dengan gaya khas Eropa yang masih terlihat. Warenhuis terlihat tampak tua, dengan gedung yang tak lagi utuh dengan tembok yang dipenuhi lumut. Tempat bersejarah di Medan ini, dulunya merupakan supermaket pertama dan terbesar di Medan, bahkan Pulau Sumatera. Diresmikan pemerintah Belanda tahun 1919 pada masa Wali Kota Medan Daniel Baron Mackay.
Hotel de Boer
Hotel de Boer adalah hotel bersejarah yang dibangun pada tahun 1909 oleh seorang warga Belanda bernama H.J. de Boer. Hotel ini adalah salah satu hotel tertua di Medan dan telah menjadi saksi bisu perkembangan kota ini dari masa lalu hingga sekarang. Hotel ini pernah digunakan sebagai markas tentara Jepang selama pendudukan Jepang di Indonesia.
Gedung Bank Belanda
Berikutnya, tempat bersejarah di Medan, adalah gedung berwarna putih yang khas dengan gaya Eropa yang terletak di depan Lapangan Medeka. Bangunan ini merupakan peninggalan Belanda tahun 1906 dan beroperasi 1907. Sebelum menjadi Bank Indonesia, dulunya bangunan ini adalah pusat Bank Belanda.
Gedung LAMA (Lloyd’s Automobiel Matshappij)
Gedung LAMA yang dibangun pada tahun 1911, dulunya merupakan tempat pertemuan untuk penggemar otomotif dan olahraga di Medan. Dengan arsitektur yang mencirikan era kolonial Belanda, gedung ini adalah peninggalan bersejarah yang menciptakan suasana klasik dan elegan di kota.
Peninggalan Belanda di Medan menciptakan warisan sejarah yang tak ternilai. Melalui upaya pelestarian dan penghargaan terhadap nilai sejarah, kota Medan terus mempertahankan jejak-jejak warisan ini sebagai bagian penting dari identitasnya.
Komentar