Sebuah cerita yang menginspirasi dari seorang wanita di New York telah menjadi perhatian publik setelah ia berbagi pengalamannya yang menyedihkan dalam pencarian pekerjaan melalui media sosial. Lohanny Santos, seorang wanita asal Brooklyn, New York City, membagikan rasa frustasinya setelah usahanya mencari pekerjaan door-to-door tidak membuahkan hasil. Meskipun memiliki dua gelar dan menguasai tiga bahasa, Lohanny masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan harapannya.
Dalam sebuah video yang diunggah di TikTok dan telah ditonton jutaan kali, Lohanny terlihat menangis sambil memegang sejumlah resume di jalanan Kota New York. Dia merasa malu karena seringkali ditolak setelah bertanya kepada calon pemberi kerja apakah mereka sedang merekrut. Situasi ini diakui sebagai salah satu yang terendah yang pernah dia alami, meskipun memiliki dua gelar dan kemampuan bahasa yang cukup impresif, Dilansir dari Liputan6.com.
Meskipun memiliki dua gelar, Lohanny menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang memadai. Bahkan kemampuan bahasa yang dimilikinya, yang seharusnya menjadi keunggulan, tidak mampu membantunya mendapatkan pekerjaan. Sebagai seorang wanita muda berusia 26 tahun, Lohanny merasa tertekan karena terpaksa melamar pekerjaan dengan gaji minimum, dan usahanya untuk mendapatkan pekerjaan di restoran cepat saji juga mengalami kebuntuan.
Namun, Lohanny tetap mempertahankan semangatnya meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit. Dalam video yang dibagikannya, ia menyatakan keinginannya untuk terus berusaha dan tidak menyerah, walaupun situasinya tidak mudah. Hal ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, yang memberikan dukungan dan semangat melalui komentar-komentar positif di media sosial.
Video yang dibagikan oleh Lohanny dengan cepat menjadi viral dan mendapat tanggapan positif dari warganet. Banyak yang memberikan kata-kata semangat dan dukungan, serta menyarankan beberapa opsi pekerjaan yang mungkin sesuai dengan kualifikasi dan kemampuannya. Ada yang menyarankan agar Lohanny mencoba melamar pekerjaan sebagai guru pengganti atau juru bahasa di bandara, mengingat kemampuan bahasa yang dimilikinya. Selain itu, beberapa warganet juga mendorongnya untuk melamar pekerjaan sebagai pramugari, karena kemampuan bahasanya pasti akan menjadi nilai tambah di industri penerbangan.
Kisah Lohanny Santos menjadi pengingat bagi kita semua bahwa meskipun kita mungkin memiliki kualifikasi dan kemampuan yang cukup impresif, tetapi tetap ada tantangan dan hambatan yang mungkin harus dihadapi dalam mencari pekerjaan. Namun, hal ini juga mengajarkan kita untuk tetap bertahan, tidak menyerah, dan terus berusaha mengatasi rintangan yang ada. Semoga Lohanny dan orang-orang lain yang menghadapi situasi serupa dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan kualifikasi mereka, dan mendapatkan kesuksesan yang mereka impikan.
Komentar