Daerah Nasional Sejarah
Beranda » Berita » Macam-Macam Tarian Suku Batak dan Asal Mulanya

Macam-Macam Tarian Suku Batak dan Asal Mulanya

Suku Batak memiliki sejarah panjang yang sarat dengan tradisi, legenda, dan cerita rakyat. Salah satu aspek budaya yang paling mencolok adalah tarian tradisional mereka, yang merupakan ekspresi dari kehidupan, keyakinan, dan nilai-nilai yang diwarisi dari generasi ke generasi.

 

Tarian bagi Suku Batak tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga media komunikasi spiritual dan sarana untuk mengungkapkan perasaan, harapan, serta doa. Mari kita menelusuri lebih dalam tentang tarian khas yang dimiliki oleh suku Batak.

Profil Rosan Roeslani, Menteri Investasi Sekaligus CEO Holding BUMN Danantara

 

Tari Tor Tor

 

Tari Tor-tor biasa dimainkan di berbagai acara atau upacara adat masyarakat Suku Batak, salah satunya adalah pernikahan. Uniknya, dalam tari Tor-tor, tidak ada penari khusus. Semua orang bisa bergabung dan menjadi penortor (penari).

 

Profil Bambang dan Junaidi Bupati-Wakil Bupati Muaro Jambi

Tujuannya adalah agar melibatkan partisipasi siapa saja yang datang dan memeriahkan suasana. Tarian Tor-tor merupakan bentuk hiburan kepada raja-raja sekaligus menyiratkan patriotisme perlawanan terhadap penjajah.

 

Tari Gundala Gundala

 

Tarian gundala-gundala dimaksudkan sebagai upaya penduduk dalam meminta hujan kepada Yang Maha Kuasa terutama di musim kemarau yang panjang. Dalam tradisi ini penari akan menggunakan topeng kayu dari karakter tertentu.

 

Selain itu untuk kostumnya dibuat dengan jubah longgar dan besar serta sarung tangan yang kaku menyesuaikan dengan warna kulitnya.

 

Tarian Piso Surit

 

Tarian Piso Surit menggambarkan bagaimana seorang pria yang sedang menunggu kekasihnya yang tidak kunjung datang. Sosok pria di sini disimbolkan dengan burung pincala, yaitu burung yang pandai bernyanyi dengan ekor yang panjang.

 

Untuk kostumnya, penari Piso Surit mengenakan gaun batik khas Suku Karo yang berwarna merah dengan bawahan kain jarik bermotif emas. Lagunya sendiri diciptakan oleh seorang musisi asal Karo, Djaja Depari.

 

Tari Tor Tor Tepak

 

Dalam sebuah hajat pernikahan, Suku Batak Mandailing juga memiliki tarian yang biasa ditampilkan sebagai ekspresi kebahagiaan. Tarian yang disebut Tor Tor Tepak ini dipersembahkan kepada pasangan pengantin yang akan menikah atau disebut Horja Godang Haroan Boru.

 

Yang mengejutkannya, perayaan dengan tarian tor-tor tepak ini diselenggarakan selama 3 hari 3 malam. Sedangkan untuk kostumnya, penari akan mengenakan pakaian tradisional Mandailing dengan tambahkan aksesoris di kepala.

 

Tari Sarama Datu

 

Tari Sarama Datu berassal dari Tanah Mandailing dan Tapanuli Selatan. Tarian ini mulanya dipertontonkan sebagai upaya untuk meminta sesuatu pada ruh.

 

Misalnya saja meminta pertolongan saat terjadi wabah, musibah, atau cuaca ekstrem yang tidak mau usai. Dalam praktiknya, tarian dilakukan oleh satu orang penari bernama Sibaso.

 

Suku Batak terdiri dari beberapa sub-suku, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Mandailing, dan lain-lain. Masing-masing sub-suku memiliki tarian tradisional mereka sendiri yang mencerminkan keunikan dan karakteristik budaya mereka.

 

Melalui gerakan yang indah, musik yang menghentak, dan pakaian yang memukau, tarian-tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkuat ikatan sosial, memperingati acara penting, dan memelihara nilai-nilai budaya yang kaya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan